Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lebaran Lebih Berkesan Tanpa Pertanyaan Horor Tahunan Ini

24 Mei 2020   20:35 Diperbarui: 25 Mei 2020   13:57 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Idulfitri di tengah pandemi, rasanya memang berbeda dibandingkan idulfitri pada tahun-tahun sebelumnya. Dari sisi keramaian, ada yang berkurang. Dan dari sisi keamanan, kehadiran corona memang cukup ditakuti.

Darinya, berbagai kegiatan ibadah pun telah kita lalui dengan cara yang berbeda. Kemarin kita sempat memulai ibadah tarawih di rumah, dan tadi dilaksanakan salat Idulfitri juga di rumah.

Kebetulan di desa kami keadaannya masih zona hijau sehingga pemerintah daerah setempat membolehkan pelaksanaan salat Idulfitri berjamaah di masjid.

Namun, demi keamanan dan keselamatan diri, kami sebagai warga tetap wajib mengikuti protokol kesehatan yang ada seperti membawa sajadah sendiri, siap sedia dengan masker, semprot hand sanitizer, hingga membatasi kegiatan berjabat tangan.

Kesan lebarannya memang sungguh berbeda. Sebenarnya ingin sekali meramaikan masjid maupun mendatangi rumah tetangga satu per satu. Hanya saja, ada keraguan besar dalam hati diiringi dengan sikap kehati-hatian agar jangan sampai tertular oleh wabah.

Jadi, lebih amanlah melaksanakan ibadah dari rumah serta tetap bersilaturahmi secara virtual. Walaupun kenyataannya sepi, secara digital kita masih bisa menciptakan kesan keramaian.

Kembali berbicara soal lebaran di tengah kesepian, sebenarnya kesan ini juga pernah saya rasakan di tahun 2017. Saat itu saya masih berada di tanah rantau dan bekerja sebagai kontraktor PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) Perawang di bidang Stationary (STT).

Karena waktu itu dompet kurang tebal, saya terpaksa membatalkan keinginan untuk pulang kampung. Sayangnya saat itu saya juga kesepian karena teman-teman satu kompleks sudah berlabuh entah ke mana.

Akhirnya, saya sengaja mengambil shift lembur tepat di tanggal 1 Syawal. Paginya saya salat Idulfitri, dan setelah salat saya langsung lembur selama 16 jam di pabrik.

Di lokasi kerja, saya menemukan banyak teman-teman kontraktor non-muslim. Wajar memang, para pekerja muslim pasti sudah mengambil jatah libur lebaran. Kalaupun jatah libur sudah habis, mereka akan melakukan change shift alias tukaran hari dan jam kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun