Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Santapan Rohani Ramadan: Hujan, Panas, dan Hujan Panas

17 Mei 2020   23:30 Diperbarui: 17 Mei 2020   23:41 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangan dan hujan. Gambar oleh Jos Manuel de La dari Pixabay

Kalau tadi hujan diibaratkan sebagai pandemi Covid-19 dan panas sebagai endingnya, maka keberadaan pelangi yang indah bisa kita umpamakan sebagai bulan ramadan di tengah pandemi.

Bulan ramadan adalah bulan yang indah dan penuh kemuliaan sehingga keberadaan pandemi Covid-19 tidak sedikit pun mengurangi kemuliaannya.

Mungkin awalnya sebagian besar hamba cukup kecewa dengan kehadiran wabah yang memaksa mereka harus beribadah dari rumah. Tapi, andai kita boleh belajar dari fenomena hujan panas, meskipun hanya berada di dalam rumah kita tetap bisa menikmati indahnya pelangi.

Bayangkan bila kemudian kita harus keluar rumah dan menyusuri jalanan di tengah cuaca hujan panas, apa yang akan terjadi? Rasanya kepala kita akan pusing, badan jadi berasa tidak enak, dan akhirnya kita dilanda gejala masuk angin.

Begitulah sejatinya keindahan dari Islam dan ramadan yang tertuang dalam QS Al-Baqarah ayat 185. Dalam ayat tersebut, Al-Qur'an menegaskan bahwa Allah menginginkan kemudahan dan tidak menginginkan kesulitan bagi hamba-Nya, terutama dalam beribadah.

Inilah prinsip kemudahan dalam Islam yang sudah diterapkan oleh ulama melalui kebijakan MUI untuk beribadah di rumah. Jika hamba tetap memaksakan diri untuk beribadah keluar rumah di tengah wabah, bisa jadi mereka malah akan tertimpa bahaya.

QS Al-Maidah ayat 6 juga menguatkan bahwasannya Allah tidak ingin memberatkan maupun menyulitkan hamba-Nya dalam beribadah, melainkan Allah ingin menyempurnakan nikmat-Nya untuk hamba, sekaligus agar kita senantiasa bersyukur.

Akhirnya, keberadaan hujan, panas, hujan panas maupun pelangi selalu bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi kita, terutama dalam beribadah.

Baik nikmat maupun ujian, selama ada pikiran kritis dan perenungan, pasti ada butir-butir hikmah yang bisa dipetik. Dari petikan hikmah, kita bisa memunculkan rasa sadar akan kuasa Allah dan lebih bijak dalam bersikap. Itulah salah satu jalan menggapai kemuliaan.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun