Dari rumah, kita bisa mendapatkan nikmat berupa kebahagiaan beribadah di bulan puasa full bersama keluarga. Ada pula nikmat lain berupa pemantapan sabar, penambahan syukur, hingga kesadaran akan begitu besarnya kuasa Allah atas segala sesuatu.
Sejatinya itu adalah nikmat yang Allah hadirkan lewat ujian dengan tujuan pemantapan iman dan takwa masing-masing hamba. Tapi? Lagi-lagi pemantapan ini ditujukan kepada hamba yang mau membuang keluhnya dengan segera berpikir dan merenungkan sebuah fenomena.
Lalu, jika pandemi Covid-19 adalah hujan, akankah lahir panas di hari kemudian?
"Dan Allah menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya)." QS An-Nahl:12
Hujan akan tiba kapan redanya, badai akan datang kapan berlalunya, dan matahari akan menjalankan tugas untuk menyinari dunia dengan panasnya.
Sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia, hewan, dan tumbuhan juga butuh kehadiran panas matahari. Biarpun kemudian paparan sinar yang diterima berbeda-beda tergantung letak geografis dan iklim, tetap saja tidak menyurutkan argumentasi akan pentingnya sang surya.
Hanya saja, keluh kesah terhadap matahari masih tidak terhindarkan. Meskipun sudah ada fasilitas seperti kipas angin, AC, hingga kolam renang pribadi di samping rumah, tidak sedikit orang yang mau cepat-cepat masuk rumah agar tidak terlalu lama berhadapan dengan mentari.
Tapi, kalau sudah berhari-hari dilanda hujan berupa wabah Covid-19, akhirnya kita rindu dengan panas, kan? Tentu saja, terutama panas matahari pagi yang sudah terbukti menyehatkan. Allah hadirkan siang setelah malam, Allah hadirkan malam setelah siang, Allah hadirkan panas setelah hujan, dan Allah hadirkan kemuliaan setelah ujian.
Kalau tadi pandemi sudah diumpamakan seperti hujan, maka kita punya harapan bahwa akan ada panas di hari kemudian. Dan kalau tadi pandemi kita sandingkan dengan ujian, maka kita punya harapan bahwa akan ada kemuliaan dari ikhtiar ibadah yang telah kita perjuangkan.
Baik harapan akan panas maupun harapan akan kemuliaan, keduanya adalah nikmat dari Allah. Untuk itulah, sebagai hamba kita juga harus terus berpikir, beraksi, dan berjuang bersama-sama dalam mengusir wabah.
Tapi, bagaimana jika hujan dan panas beradu menjadi fenomena hujan panas?
Hujan dan panas memang unik, kadang peristiwa keduanya terjadi secara terpisah, tapi kadang pula terjadi secara bersamaan atau yang kita kenal dengan hujan zenithal. Langit cerah tapi turun hujan dan beberapa saat kemudian muncullah pelangi yang indah.