By the way, keripik pisang adalah cemilan lebaran yang pasti ada di rumah kami. Terang saja, sebagai petani kami tidak terlalu banyak masak kue-kue lebaran. Apalagi harus beli. Hal ini dikarenakan kesibukan berladang yang tak dapat diganggu gugat.
Selain itu, pisang adalah tanaman yang lebih dekat daripada rumah tetangga. Di depan, di seberang, dan di samping rumah kami semuanya penuh dengan pisang beragam jenis.
Untuk keripik pisang persiapan lebaran, kami biasanya menggunakan pisang kepok sebagai bahan baku keripik. Beruntungnya, di lebaran kali ini ada satu tandan pisang kepok yang sudah mulai menua. Kira-kira 3 atau 4 hari lagi baru pas untuk kami ramu jadi keripik.
Sebenarnya keripik dari pisang jantan juga bisa, tapi rasa keripik pisang kepok lebih cocok di lidah kami. Tidak perlu manis-manis dan tambah gula, cukup hanya dengan menambah garam seperlunya saat menggoreng. Eits, tapi nanti. Pisangnya masih betah di pohon. Hehehe
Jadi, bagaimana jika kue nastar, bay tat, dan keripik pisang saya lombakan untuk merebut selera? Jika boleh tidak memilih, maka saya ingin ketiganya tersedia. Tapi, jika terpaksa harus memilih, maka saya dan keluarga lebih memilih keripik pisang.
Apalagi ayah saya. Sudah pasti keripik pisang jadi favoritnya. Terang saja, semakin bertambah umur ayah mulai jarang konsumsi kue yang manis-manis. Tapi, kalau secuil-dua cuil, boleh-boleh saja, sih. Tapi, itu kata ayah saya. Artinya, kami masih boleh cicip nastar, kan?
Lalu, bagaimana dengan kalian. Sudah menetapkan pilihan? Mungkin, untuk kali ini lebih baik kita tidak usah memilih, kali ya. Kita pajang saja ketiganya. Hahaha
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H