Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Shaun, Terima Kasih Telah Mengajarkan Kami Arti Kesetiaan Tanpa Batas

9 Mei 2020   22:15 Diperbarui: 9 Mei 2020   22:11 2377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shaun, Terima Kasih. Foto: imdb.com

Shaun The Sheep, siapa sih yang tidak kenal dengan serial animasi televisi yang satu ini. Jangankan anak-anak, para emak di rumah pun sudah sangat familiar dengan kisah komedinya para domba yang lucu dan imut-imut ini.

Terang saja, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa sekalipun, menonton serial Shaun The Sheep merupakan hiburan tak kalah menarik dibandingkan dengan FTV, lebih menghibur malah.

Tambah lagi dengan perilaku unik, kreatif, inovatif, serta kelucuan yang ditampilkan oleh Shaun dan teman-teman. Walaupun kisahnya tidak jauh dari dunia pertanian/peternakan dan tanpa dialog, gebrakan rasa masing-masing tokoh dalam serial begitu ngena.

Maka dari itulah meskipun episodenya sering diulang-ulang, anak-anak di rumah bahkan kita sendiri tak pernah bosan untuk menonton serial garapan Nick Park dan kawan-kawan ini. Sederhana, ringan untuk ditonton, dan mampu mengusik kesepian saat WFH.

Namun, sadarkah kita ternyata di balik kesederhanaan serial animasi komedi Shaun The Sheep, ada pelajaran besar yang sebenarnya bisa disingkap. Khususnya pada serial Shaun The Sheep Movie yang sempat rilis pada 18 Februari 2015 di Indonesia.


Ya, Shaun, Bitzer dan rombongan domba telah mengajarkan kita arti dari solidaritas alias kesetiaan tanpa batas. Hal ini tampak dari perjuangan mereka menyelamatkan The Farmer alias petani yang selama ini sudah merawat dan menjaga tanpa kenal lelah.

Padahal di kisah awal Shaun dan kawanan domba begitu bosan dengan rutinitas di rumah saja. Dengan isengnya Shaun berusaha mencari cara untuk bisa liburan, tapi sayangnya keisengan itu malah membahayakan Tuan Farmer mereka. Akhirnya, sang Farmer "hanyut" ke Big City.

The Big City, Ujian Kesetiaan yang Sesungguhnya

Ujian sesungguhnya Shaun dan kawan-kawan di Big City. Foto: imdb.com
Ujian sesungguhnya Shaun dan kawan-kawan di Big City. Foto: imdb.com
Tergelincirnya The Farmer ke kota besar menjadi awal mula pembuktian kesetiakawanan Shaun dan kawan-kawan. Hebatnya, pelopor utama tindakan solidaritas ini malah diambil alih oleh Bitzer selaku anjing penjaga The Farmer. Bitzer jugalah yang meminta Shaun menunggu.

Tapi, apalah gunanya jika kesetiaan Shaun dan rombongan domba hanya diwujudkan dengan cara menunggu, sedangkan Tuan yang mereka sayangi berada dalam bahaya.

Perasaan senasib, sepenanggungan dan sependeritaan inilah yang kemudian menjadikan domba-domba cerdas ini mengambil inisiasi untuk mencari The Farmer ke Big City.

Karena Shaun, Bitzer, dan kawan-kawan domba sudah mengimplementasikan rasa empati mereka, akhirnya ujian kesetiaan yang sesungguhnya benar-benar tiba. The Big City sebagai tempat yang belum pernah mereka kunjungi ternyata menyimpan bahaya besar.

Ya, Animal Containment sudah menanti dan siap menjebloskan mereka ke penjaranya hewan-hewan liar yang "berserakan" di jalanan. Sedihnya, Bitzer yang tadinya menjadi pelopor wujud kesetiaan sudah lebih dulu tertangkap dan dipenjara.

Tapi, yang namanya teman serumah, senasib, dan seperjuangan, Bitzer akhirnya ditolong oleh Shaun dan kawan-kawan domba. Setelah tindakan penyelamatan beres, akhirnya perjuangan mereka untuk membawa kembali The Farmer ke desa dimulai.

Shaun dan kawan-kawan harus menyamar layaknya manusia. Foto: imdb.com
Shaun dan kawan-kawan harus menyamar layaknya manusia. Foto: imdb.com

Jalan-jalan kota mereka telurusi, atap-atap gedung mereka lompati demi menemukan Tuan Petani. Setelah terus mencari, akhirnya ditemukanlah sang Farmer yang sejatinya telah bekerja sebagai tukang pangkas rambut.

Sontak saja Shaun dan kawan-kawan segera menghampiri The Farmer. Tapi, sayang! Ternyata saat itu The Farmer yang mereka cintai sudah hilang ingatan. Sedihlah mereka, bahkan bertumpah-ruah air mata.

Tapi, kembali lagi kepada kesetiakawanan tanpa batas, satu-satunya cara yang belum mereka perjuangkan adalah membawa The Farmer kembali ke desa. Siapa tahu dengan cara itu, Tuan yang mereka sayangi akan sadar dan ingat dengan kebersamaan di masa lalu.

Mulai dari sana, segala daya juang, taktik, strategi, hingga jalinan kerjasama mereka kuatkan hingga akhirnya The Farmer mampu dibawa pulang. Sayangnya, Animal Containment tak mau tinggal diam dan malah mengusik Shaun sampai ke desa.

Sepertinya penangkap hewan liar ini sudah sangat keterlaluan. Padahal Shaun sudah jauh dari The Big City, tapi masih saja ia mengusik dan bahkan mau menjebloskan keluarga The Farmer ke jurang.

Beruntungnya, dalam kondisi yang sangat terdesak itu The Farmer keburu sadar akan ingatan lamanya. Akhirnya, Animal Containment mampu dibasmi dan keluarga The Farmer bisa kembali menjalani hidup sebagaimana biasanya. Ayam yang berkokok, bangun pagi, mandi.

Shaun, Terima Kasih

Shaun, Terima Kasih. Foto: imdb.com
Shaun, Terima Kasih. Foto: imdb.com
Dari kisah yang singkat ini, agaknya kita perlu mengucapkan terima kasih kepada Shaun dan Bitzer yang sejatinya telah sama-sama menjadi pelopor solidaritas tanpa batas. Walaupun bahaya senantiasa menghadang, tidak sedikitpun menyurutkan empati dan kekompakan.

Tindakan saling bahu-membahu untuk bersama menata rasa kecintaan kepada Tuannya patut untuk kita contoh dan terapkan di dunia nyata. Kepada keluarga, kepada sanak-saudara, serta kepada tetangga sudah semestinya kita wujudkan rasa peduli, senasib dan seperjuangan.

Sebagai makhluk sosial, kita selalu butuh dengan yang namanya kesetiakawanan. Shaun dan kawan-kawan sudah mengajarkan bagaimana caranya bergotong-royong untuk membantu, bagaimana caranya saling mendukung satu sama lain, serta bagaimana caranya balas budi.

Terlebih lagi dengan nuansa pandemi hari ini. Gaungan empati dan kepedulian sangat perlu diwujudkan dalam perilaku bantu-membantu, gotong-royong, hingga bersama-sama ikuti anjuran pemerintah untuk mengusir Covid-19.

Jujur saja, di sebuah negara yang indah ini, kita semua adalah teman dan kita semua adalah saudara. Sangat penting kiranya kita bersatu dalam aksi peduli, tentu saja demi keutuhan bumi Pertiwi.

Sekali lagi, kepada Shaun, Bitzer, dan kawan-kawan seperjuangan, terima kasih telah mengajarkan kami arti kesetiaan tanpa batas.

Salam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun