Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Trik Bersedekah agar Tak Congkak dan Pentingnya Seorang Pelopor

8 Mei 2020   17:05 Diperbarui: 8 Mei 2020   17:25 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Marcelo Bragion dari Pixabay 

Menggulung dan menampakkan uang yang bernominal kecil saat bersedekah. Dok. Ozy V. Alandika
Menggulung dan menampakkan uang yang bernominal kecil saat bersedekah. Dok. Ozy V. Alandika

Bagi saya, cara seperti ini lebih aman untuk melindungi hati kita dari hasrat berbangga diri. Apa lagi jika nominalnya besar dan sebelum bersedekah kita sudah melihat nominal teman sebelah yang lebih kecil, mulailah setan-setan "menggelitik" hati kita untuk pamer.

Menyelipkan uang. Dok. Ozy V. Alandika
Menyelipkan uang. Dok. Ozy V. Alandika

Selain itu, kita juga bisa menyelipkan uang saat berbagi sembako atau kebutuhan pokok lainnya. Lagi-lagi opsi ini dilakukan untuk menata hati agar kita tak merasa congkak. Terang saja, perasaan congkak bisa membuyarkan keikhlasan dan membuat semuanya jadi sia-sia.

Trik sedekah agar tidak congkak sudah, sekarang kita menuju trik untuk tidak memunculkan perasaan minder dari orang lain.

Seminggu yang lalu, tepatnya saat kami mulai menggagas program berbagi ala alumni, saya baru menyadari bahwasannya nominal sedekah berupa uang yang terpampang dalam list di grup WA bisa melahirkan perasaan minder bagi seisi grup.

Gara-gara itu, rombongan alumni seisi grup jadi ribut dan mengungkapkan keminderannya atas nominal uang yang cukup besar. Akhirnya, saya bersama bendahara pun menghapus nominal uang dan membuat list baru dengan keterangan nama penyumbang dan jumlah total donasi.

Dari sana, muncullah banyak nama-nama "Hamba Allah" yang ikut bersedekah. Ya, tulisan "Hamba Allah" seakan menegaskan bahwa meskipun sedekah digalang secara terang-terangan, kita tetap bisa menata hati untuk bersedekah secara sembunyi-sembunyi.

Duh! Hampir saja kami menguburkan niat baik dan memutuskan tali hubungan kebahagiaan rekan-rekan alumni yang sejatinya ingin berdonasi. Kalau hubungan kebahagiaan untuk memulai berdonasi saja sudah putus, bagaimana bisa menebar kebaikan!

Sedekah dan Pentingnya Seorang Pelopor

Selain pentingnya menata keikhlasan hati, ternyata sedekah juga butuh seorang pelopor. Sangat butuh malah! Mengulik lagi tentang kegiatan alumni yang barusan saya bahas tadi, kalau tidak ada pelopor ataupun "provokatornya" mungkin kegiatan berbagi tidak akan terjadi.

Terang saja, di masa pandemi Covid-19 banyak orang mulai "malas" untuk bergerak jauh-jauh dari rumah. Keinginan untuk membantu tetap ada, tapi ketakutan akan terinfeksi virus juga ada. Jika dua ketakutan ini berkelahi, paling-paling yang muncul adalah "Nanti Saja Bersedekah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun