Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mas Nadiem Sudah Jujur dan Mengakui, Pasti Ada Gebrakan Lagi!

6 Mei 2020   23:30 Diperbarui: 11 Mei 2020   05:17 1940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh kalhh dari Pixabay 

Di sinilah kemudian kita sangat butuh dengan gebrakan pendidikan yang tepat sasaran. Banyak orang teriak dan berkoar-koar bahwa pendidikan di bumi Pertiwi masih senjang, ternyata sudah Mas Nadiem simpulkan bahwa fondasi yang mesti disemen dahulu adalah internet dan listrik.

Terang saja, ketimpangan dari salah satu fondasi ini akan merembetkan kualitas pendidikan. Misalnya, dulu saya pernah mengikuti pelatihan desain pembelajaran berbasis digital, tapi sekarang mengajarnya di sekolah yang tak bersinyal. Berarti, belum bisa implementasi, kan?

Di luar sana, barangkali banyak juga guru-guru yang seperti saya, terlebih lagi mereka yang mengajar di daerah pelosok, di daerah yang sinyalnya setengah hati, serta di daerah yang sinyalnya lancar tapi masih kekurangan anggaran untuk pengadaan komputer.

Jika boleh berbaris, berarti kami berada di barisan pelaku pendidikan yang menuntut pemerataan pendidikan secara mendesak. Belum mau bicara tentang pengadaan komputer maupun pasang Wi-Fi di sekolah, melainkan berbicara tentang pemerataan sinyal dan listrik.

Soalnya, jika aliran internet dan listrik di daerah sudah lancar, perlahan masyarakatnya akan lebih dekat dengan teknologi. Terang saja, di era Merdeka Belajar kita sangat butuh dengan teknologi. Bukan untuk menggantikan guru, melainkan sebagai pijakan akselerasi.

Maka dari itulah, dalam waktu dekat ini pasti akan ada gebrakan baru dari Mas Nadiem soal pendidikan. 2 fondasi tadi sudah meminta kode untuk digebrak secara mendesak. Di lain sisi, Mas Nadiem juga sudah jujur dan mau mengakui fakta-fakta soal ketimpangan pendidikan.

Jika boleh saya hubungkan dengan teori Hierarki Kebutuhan Maslow, ungkapan pengakuan Mas Nadiem sudah menjawab kebutuhan "Esteem" para pelaku pendidikan sehingga yang sedang kita tunggu saat ini adalah "aktualisasi diri" dari pengakuan tersebut.

Jadi, boleh dibilang bahwa gebrakan baru Mas Nadiem adalah utang yang harus segera dibayar agar pendidikan di negeri ini bisa mencapai tingkat terbaiknya.

Kita selalu berharap agar kualitas pendidikan di negeri ini semakin hari semakin baik, maka dari itulah kita menanti gebrakan.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun