Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ngabuburit ala Saya: Mulai dari Ikut Webinar, Menulis, hingga Lebih Dekat dengan Kambing

4 Mei 2020   17:25 Diperbarui: 4 Mei 2020   17:27 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ide ngabuburit 2: Menulis. Dok. Ozy V. Alandika

"Memangnya mau ngabuburit ke mana?"

"Ite uyo kan bi diem nak umeak bae!"*

Bulan puasa tahun ini, kegiatan ngabuburit begitu terbatas oleh keadaan dan kenyataan. Keadaannya, kita masih berada dalam belenggu Covid-19 sehingga tidak leluasa untuk pergi semau mood dan hati kita.

Kenyataannya? Keselamatan hidup diri ini, keluarga, serta bangsa lebih penting dari sekadar keliling-keliling menghabiskan BBM dan isi dompet demi mengunjungi tempat yang romantis.

Memang, dengan berkeliling dan mengunjungi tempat-tempat keramaian penantian waktu berbuka puasa akan terasa lebih cepat. Tapi, ngabuburit tidaklah sekedar jalan-jalan iseng, bermain, maupun mendatangi pasar untuk memborong takjil saja.

Toh, kalaupun ngabuburit maunya harus seperti itu, tetap tidak bisa dipaksakan, bukan? Sebenarnya kita sendiri selalu rindu untuk mengulang momentum ramadan tahun lalu. Kita sering berbuka bersama, berkumpul bersama di taman, jajan takjil, hingga wisata keliling kota.

Tapi kali ini, biarlah dulu. Biarkan kenangan itu bertumpuk bersama kerinduan, karena kita harus kembali ke dunia nyata. Dunia tahun 2020, ramadan 1441 H di tengah pandemi.

Daripada menyimpan rindu yang tak jelas arahnya, lebih baik kita berimprovisasi untuk melahirkan kegiatan penantian azan Magrib yang berfaedah. Tidak sekadar buang-buang waktu, tidak juga sekadar buang-buang uang. Rugi, em!

Saya sendiri, terutama di bulan puasa 2020 mulai mencoba untuk menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan harian yang cukup bermanfaat. Setiap harinya saya harus ngabuburit dengan mengikuti webinar, menulis, hingga lebih dekat dengan kambing.

Lho, kok kambing? Cuz, kita simak satu-satu kegiatan ngabuburit ala saya, ya:

Ikut Webinar

Ide ngabuburit 1: Ikut Webinar. Dok. Ozy V. Alandika
Ide ngabuburit 1: Ikut Webinar. Dok. Ozy V. Alandika
Ngabuburit ala saya yang pertama adalah ikut webinar alias seminar/workshop online. Kebetulan di awal bulan ini ada webinar yang cocok untuk profesi saya sebagai guru, yaitu Self Driving for Teacher. Mungkinkah di sini ada juga teman-teman pembaca yang ikut?

Saya berniat mengikuti pelatihan pemantapan kompetensi guru ini karena cukup tertarik dengan hadirnya pemateri top seperti Prof. Renald Kasali, Ph.D, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd, serta beberapa yang lainnya.

Lebih dari itu, durasi Webinarnya juga cukup lama, yaitu hingga tanggal 20 Mei 2020 nanti. Jadi, sudah berasa seperti kuliah online saja, kan?

Saya kira, guru milenial memang harus begitu. Selain mengajar, guru mesti terus belajar, belajar, dan belajar kapanpun maupun di manapun agar tidak tergantikan oleh teknologi. Ya, walaupun selamanya guru yang asli tidak bisa digantikan oleh teknologi, sih.

Nah, karena kegiatan webinar ini dilaksanakan pada bulan puasa, berarti sama saja dengan ngabuburit, kan?

Menulis

Ide ngabuburit 2: Menulis. Dok. Ozy V. Alandika
Ide ngabuburit 2: Menulis. Dok. Ozy V. Alandika
Jujur, saya sangat beruntung bisa gabung dan ikut menulis di Kompasiana. Sebelum tanggal 01 Juli 2019, saya belum pernah sekalipun menulis di media online. Di masa-masa kuliah, saya sempat buat blog. Tapi karena namanya blog pribadi dan belum berisi, jadi ya, tinggal nama.

Berbeda halnya dengan hari ini, sejak mulai aktif menulis di Kompasiana pikiran saya lebih terbuka. Rugi rasanya jika sehari saja tidak posting artikel, meskipun saya tidak selalu posting tiap hari, sih. Hehehe

Karena sekarang adalah bulan ramadan, langsung saja saya comot kegiatan harian ini untuk dijadikan kesibukan sembari menanti waktu berbuka puasa. Mau bagaimana lagi. Tidur terus-terusan, bosan. Jalan-jalan, rawan. Apalagi lagi sekadar rebahan, bisa berasap pikiran!

Lebih Dekat dengan Kambing

Kambing peliharaan kami. Dok. Ozy V. Alandika
Kambing peliharaan kami. Dok. Ozy V. Alandika
"Kok ngabuburit dengan kambing?"

Eits, tunggu dulu! Lebih dekat dengan kambing bukan berarti ngajakin kambing jalan-jalan kali, ya!

Sejak saya kecil sampailah hari ini, keluarga kami masih terus eksis dan konsisten dalam beternak kambing. Meskipun banyak yang terjual dan sempat beberapa bulan tidak pernah pelihara lagi, takdir selalu saja membawa kami untuk kembali memelihara kambing.

Bahkan, dulu saat saya masih duduk di bangku SMA saya sendiri sempat memelihara kambing jantan hingga 11 ekor. Bisa dibayangkan, betapa banyak rumput alias pakan kambing yang harus saya siapkan.

Tidak kenal puasa, hujan, panas, ataupun kesibukan lainnya, kambing harus tetap makan dan saya harus terus menyabit rumput. Tapi, dulu semua saya lakukan demi beli HP kamera.

Kadang, kalau lagi susah menemukan rumput untuk pakan kambing, saya harus pergi ke ladang dan ke kebun tetangga. Dulu belum ada kendaraan, jadi kalau tidak bawa rumput pakai karung, ya pakai gerobak sorong.

Sampai-sampai, saya pernah jatuh dari pohon johar karena saat memanjat, dahan pegangannya patah. Gara-gara itu, saya trauma memanjat tinggi-tinggi. Hemm

Tapi itu cerita dulu, cerita saat kambing peliharaan kami masih banyak. Sekarang, kambingnya tinggal 3 ekor, tapi masih cukup mampu membuat kami sibuk untuk ngabuburit dengan cara mengarit.

Terang saja, rumput sekarang susah dicari. Berkunjung ke kebun orang sudah tidak efektif lagi seiring dengan kekhawatiran kami terhadap pestisida. Jalan satu-satunya adalah memberdayakan pagar pinggir rumah dengan menanam tumbuhan johar dan kembang madu.

Kambing peliharaan kami. Dok. Ozy V. Alandika
Kambing peliharaan kami. Dok. Ozy V. Alandika

Karena saat ini sedang bulan puasa, biasanya kami mulai mencari pakan di jam-jam sore setelah Ashar, kira-kira pukul 16.00-17.30. Sama dengan waktu startnya orang ngabuburit, kan?

Tentu saja, di Curup siangnya cukup panas sehingga menyabit rumput di sore hari lebih efektif, terutama untuk menghindari diri dari dahaga. Kalau ngaritnya siang-siang dan cuaca sedang panas terik, bisa-bisa peternak kambing mau cepat-cepat cari sungai. Hausss! Hihihi

Namun, biar bagaimanapun tantangannya, tetap kita semua harus semangat berpuasa. Jika merasa susah dan bosan karena keterbatasan ide ngabuburit, ada baiknya kita cari hal-hal yang dekat dengan kita, dekat dengan rumah, serta juga bermanfaat.

Sebenarnya, di kala WFH, yang lebih beruntung adalah orang-orang desa seperti kami. Terang saja, ngabuburit tidak perlu repot-repot karena halaman rumah kami saja sudah indah. Menatapnya di saat pagi hari sudah berasa seperti sedang wisata. Begitu memesona.

Halaman depan rumah kami. Dok. Ozy V. Alandika
Halaman depan rumah kami. Dok. Ozy V. Alandika

Lebih dari itu, ngabuburit juga banyak tantangannya, terutama untuk stabilitas dompet kita. Sering-sering menatap kalau di bulan puasa, godaannya lebih besar. Jangankan mau ke pasar takjil ataupun minimarket, di depan rumah kami saja sudah ada godaan yang tidak sepele.

Cermin manis di samping rumah sudah masak. Hemm. Dok. Ozy. V. Alandika
Cermin manis di samping rumah sudah masak. Hemm. Dok. Ozy. V. Alandika

Ya, ada cermin yang sudah merah merona. Kalau sudah kelihatan dari pintu depan rumah di siang hari, cermin tadi serasa berbisik "Makanlah kami", "Ciciplah kami". Bayangkan saja bila tak kuat hati. Jangankan cermin, pohonnya pun bisa ditebang oleh Emakku. Hehehe

Sudah, Ah. Kalau cerita tentang makanan tidak akan ada selesai-selesainya. Saya sudahi saja, dan mari kita terus gaungkan semangat berpuasa. 19 hari lagi, lebaran!

Salam.

*Bahasa Rejang: Kita sekarang kan sudah berdiam di rumah aja!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun