Penetapan ranking di sekolah masih menjadi pandangan yang belum mampu kita ubah dengan gesit. Orientasi nilai masih bersandar pada ketuntasan teori dan kehebatan karakter siswa hanya berdasar pada nilai rapor semata. Nilai rapor tinggi-tinggi, tapi karakter cenderung rendah.
Darinya, perbaikan yang bisa ditawarkan adalah meluruskan kembali orientasi pendidikan karakter. Dari yang orientasinya kognitif, kita sejalankan ke afektif alias berorientasi kepada sikap.
Cukup berat memang, semua pihak harus bekerja sama. Tapi yakinlah, negeri ini mampu. Kita hanya perlu mengingat dan merenungkan kembali tentang apa sebenarnya tujuan pendidikan.
"Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan." Tan Malaka
Kedua, Maksimalkan Desentralisasi Pendidikan
Selama ini, sekolah-sekolah di daerah cukup mudah terkejut dengan kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat terkait dengan pemantapan pendidikan. Gara-gara itu, pemerintah daerah setempat mesti cepat melakukan sosialisasi dan pelaksanaan kebijakan.
Namun, karena negeri ini begitu luas dan pemerataan pendidikan masih terus dalam kajian akhirnya sekolah-sekolah di daerah mudah ketinggalan.
Baik dari segi kebijakan, sosialisasi aplikasi dan program baru pemerintah pusat, hingga revisi kurikulum, daerah bisa saja telat respon. Jikapun bisa merespon, kadang mereka malah susah sendiri karena keterbatasan fasilitas pembelajaran, sarana dan prasarana pendidikan.
Untuk mengantisipasi hal ini, rasanya pemerintah dapat memaksimalkan kembali yang namanya desentralisasi pendidikan alias memberikan kekuasaan pendidikan yang lebih banyak terhadap pemerintah daerah.
Untuk saat sekarang, kiranya tawaran kebijakan Merdeka Belajar ala Mas Nadiem sudah mulai mengarah ke sana. Terang saja, kita tidak bisa terus berharap tentang pemerataan pendidikan yang bisa dipercepat, karena jawabannya adalah "masih dalam proses."
Sudah saatnya sekolah-sekolah di daerah menggaungkan kemerdekaan pendidikan mereka sendiri. Toh, guna utamanya adalah untuk kemajuan di daerahnya sendiri. Ada budaya-budaya lokal yang mesti harus dipertahankan. Dan budaya lokal adalah kekayaan bagi negeri ini.
"Pendidikan dan pengajaran di dalam republik Indonesia harus berdasarkan kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia, menuju ke arah kebahagiaan batin, serta keselamatan hidup akhir." Ki Hadjar Dewantara
Ketiga, Tolong, Jangan Ada Politisasi dalam Pendidikan