Di sinilah kemudian kita butuh cetak biru alias kerangka kerja sistem pendidikan. Seperti apa sasaran dan tujuan pendidikan, strateginya, fokus kegiatannya, implementasinya serta langkah-langkah kegiatan di setiap unit kerja pendidikan semua butuh kejelasan.
Direktur Pendidikan Center for Education Regulations and Development Analysis, Indra Charismiadji mengibaratkan cetak biru pendidikan itu seperti membangun sebuah rumah.
Harus jelas rumah yang dibangun membutuhkan bahan baku apa, bentuknya seperti apa, hingga berapa kamar yang akan bentuk. Cetak biru sangat diperlukan sebagai dasar perubahan UU Sisdiknas.
Sedihnya, kita mesti menerima pengakuan Anggota Komisi X DPR, Ferdiansyah bahwa bangsa ini telah menunggu cetak biru sejak 2007, tapi belum kunjung terbit. Berarti, sama saja pendidikan kita belum punya rumah, kan?
Memang, cetak biru sebagai kerangka atau peta arah dan tujuan pendidikan bangsa ini memerlukan waktu pembuatan yang tidak sebentar. Kondisi lapangan harus diperhatikan dan berdasar pada dalil-dalil riset yang kredibel.
Lebih dari itu, masalah nyata pendidikan memang cukup rumit. Ibaratkan peribahasa Rejang, masalah pendidikan kita sama seperti "Be Tutun Inde Jalei" yang artinya "Tali Jala".
Maknanya, permasalahan pendidikan ibarat jala yang harus dibongkar dengan cara melepas rajut, baru kemudian kita bisa menjadikannya tali. Andai kita tidak sabar melihat keruwetan rajut jala dan kemudian langsung memotongnya, berarti tiada layak pakailah tali itu.
Begitu pula dengan pendidikan, kejelasan tujuan juga mesti berorientasi kepada keniscayaan alias bisa dicapai tanpa perlu mengkhayal. Muaranya, barulah nanti pendidikan kita punya dasar yang kuat hingga tak lagi mudah gonta-ganti kurikulum sesuai mood.
Hal inilah yang kiranya membuat para pejabat pemerintah yang care dengan pendidikan begitu menanti-nanti mana draft cetak biru pendidikan yang pernah Mas Nadiem janjikan di awal-awal masa jabatannya.
Di tanggal 16 Mei 2020 ada Raker antara Komisi X DPR dengan Mas Nadiem dengan agenda penyampaian draft cetak biru. Kita lihat saja nanti, apakah tepat waktu atau malah ngaret seperti ban motor yang bocor.
Lebih dari itu, namanya juga draft cetak biru yang berarti bahwa masih akan ada banyak revisi dan pembahasan-pembahasan lebih lanjut terkait dengan peta masa depan pendidikan bangsa ini.