Ada banyak karakter-karakter utama yang selain berisikan adab, juga mengandung etika yang baik. Tapi, fakta "buka-bukaan" seakan sudah memberi cap gagal di kening pendidikan karakter. Lalu, siapakah yang memiliki tanggung jawab besar atas kegagalan ini?
Kemendikbud melalui Pak Hamid menambahkan bahwa lembaga pendidikan utama seperti keluarga dan sekolah sangat besar pengaruhnya terhadap karakter anak.
Sebelumnya, Pak Hamid menyebutkan bahwa pendidikan karakter di Indonesia saat ini tidak berhasil, bukan? Berarti, yang salah orangtua dan guru, dong!
Mau tidak mau, kedua tokoh yang mengambil peran besar sebagai lembaga pendidikan utama bagi generasi muda penerus bangsa ini akan tersalahkan.
Andai anak berperilaku menyimpang di rumah, maka orangtua yang duluan disorot. Tapi jika di sekolah, maka guru yang jadi biang salah, baru kemudian disenggol orangtua. Tapi, karena sedang ada wabah Covid-19, berarti kasus buka-bukaan tadi terjadi di rumah, kan?
Lagi-lagi orangtua yang jadi biang utama kesalahan. Tapi, kalau terus salah dan menyalahkan rasanya fenomena ini tidak akan berhenti.
Guru jika disalahkan secara mutlak, ia bisa operkan ke orangtua. Orangtua jika disalahkan, ia akan oper-operan ke guru dan kurikulum. Lha, kurikulum mau menyalahkan siapa?
Sebenarnya, lembaga utama pendidikan alias lahan belajar anak tidaklah sekadar keluarga dan sekolah saja. Ada faktor lain yang juga ikut mempengaruhi karakter anak seperti lingkungan dan teman sebaya.
Namun, dalam konteks "buka-bukaan" live instagram yang diperankan oleh siswi tadi, maka yang patut menjadi sorotan adalah faktor pergaulan.
Dengan siapa siswi tadi biasanya bergaul, seperti apa perilaku teman-teman sebayanya, ke mana mereka sering ngumpul bareng, baik atau burukkah perilaku teman sebayanya, semua pertanyaan ini bisa jadi penyebab utama mengapa karakter anak muda bisa bobrok.
Terang saja, selain dengan orangtua di rumah, anak-anak muda cenderung lebih banyak menjalin komunikasi dengan teman-teman sebayanya. Tidak jarang, ada pula geng-geng aneh yang mereka ciptakan. Andai itu geng belajar, bagus. Tapi, kalau sebaliknya?