Ramadhan tahun ini, barangkali sebagian besar orang jadi kesepian. Sepi karena harus menerapkan kebijakan pencegahan penyebaran Covid-19 berupa belajar dari rumah, bekerja dari rumah serta beribadah dari rumah.
Cukup dilema rasanya. Ramadhan di tahun-tahun sebelumnya selalu ramai dengan lalu-lalang orang beribadah. Mulai sore hari, ramai berjualan takjil di sana-sini. Ada yang mempersiapkan kegiatan buka bersama, bagi-bagi takjil hingga singgah ke panti asuhan.
Momentum Ramadhan sangat pas dan mampu memberikan kita peluang untuk mendapatkan pahala yang lebih banyak dari bulan-bulan sebelumnya. Secara, Ramadhan banyak keutamaannya, dan Allah senantiasa menghadiahkan berlipat-lipat pahala bagi hamba-Nya.
Tapi, Covid-19 malah berbicara lain. Sontak saja, demi kemaslahatan umat akhirnya ibadah cukup dijalankan dari rumah. Tarawih berjamaah di rumah, dan tadarusan juga di rumah.
Walau begitu, kita tetap bersyukur karena masih diberikan nikmat oleh Allah untuk memetik keutamaan-keutamaan Ramadhan. Terang saja, banyak saudara-saudara yang telah meninggalkan kita tanpa sempat mencapai bulan Ramadhan.
Nah, kali ini saya akan membagikan sedikit tips agar kita lebih dekat dengan Al-Qur'an. Bulan puasa tahun lalu, biasanya kalian sering tadarusan di masjid sampai jelang tengah malam, kan? Pasti banyak yang jawab iya.
Jujur saja, itu momen-momen yang sangat indah dan krusial bagi setiap hamba untuk meningkatkan kualitas ibadah, salah satunya dengan membaca Al-Qur'an. Banyak keberkahan darinya, hati ini pula akan tertata rapi dan bersih karena Qur'an.
"Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." Qur'an Surah Al-Isra' ayat 82
Salah satu keutamaan Qur'an yang tertera dalam Qur'an itu sendiri adalah, orang yang membacanya akan mendapatkan ketenangan hati. Al-Qur'an menjadi penawar alias obat hati bagi orang-orang yang sering berkecamuk hatinya. Tambah lagi, Al-Qur'an juga rahmat yang Allah berikan kepada orang-orang beriman.
Maka, beruntunglah kita yang sehari-harinya sering membaca Qur'an. 1 hari 1 ayat, 1 hari 1 juz, atau bahkan 1 hari 30 juz. Makin banyak makin bagus, asalkan ada keikhlasan yang ditanamkan di awal dan selalu mengharapkan ridha Allah semata.
Tapi, apakah kita sudah hafal Qur'an? 1 Juz? 5 Juz? Atau 30 Juz? Alhamdulillah jika sudah hafal, semoga Al-Qur'an bisa jadi penolong diri dan keluarga kita di hari kiamat nanti. Aamiin.
Lalu, bagaimana dengan saya yang belum hafal Qur'an?
Barangkali, kita kurang niat menghafal Qur'an hingga cukuplah hanya membacanya di waktu-waktu lapang. Barangkali, kita terlalu sibuk dengan urusan dunia hingga tak bisa terlalu fokus dengan membaca Qur'an, apalagi menghafalnya?
Bahkan, barangkali ada pula sebagian dari kita yang dulunya sudah hafal banyak ayat Qur'an, tapi hari ini lupa. Gara-gara? Tidak diulang-ulang, dan ditambah lagi, "MAKSIAT". Duhh, semoga kita cepat taubat, ya. Ramadhan kali ini, kita punya kesempatan.
Yang lalu, biarlah berlalu. Semoga dengan taubat yang benar dan penyesalan yang mendalam, Allah kembali tata hati kita untuk lebih dekat serta lebih mudah menghafal Qur'an.
Nah, tahukah Anda, sebenarnya andai kita mau istiqomah menghafal 5 ayat saja dari Qur'an mulai dari hari ini, maka saat lebaran nanti kita sudah hafal 1 juz lho? Kedengarannya, indah, kan?
Ya, kalau kita bisa hafal 1 juz saja di bulan Ramadhan tahun ini, sudah pasti Emak akan bangga. Lho, kok Emak? Karena Emak akan menjadi orang yang sangat beruntung telah diberikan kesempatan oleh Allah untuk melahirkan kita. Masya Allah bener, kan?
Baiklah, kita kembali kepada hafalan Qur'an 5 ayat per hari. Ramadhan ada 29-30 hari, kita anggap 30 hari maka 5 ayat x 30 hari = 150 ayat. Banyak, kan? Jika kita mulai menghafalnya dari Surah Al-Baqarah, maka saat Ramadhan ke-28 kita sudah dapat 1 juz komplit.
Ya, juz pertama dalam Qur'an terdiri atas 141 ayat Al-Baqarah + 7 ayat Al-Fatihah.Â
"Bang, kan 5 ayat x 28 = 140. Berarti kami kurang 8 ayat lagi donk?"Â
"Lha, masa iya nggak hafal Al-Fatihah? Masa iya pula, gak mau tambah 1 ayat lagi?"
Atau, 5 ayat per hari masih terlalu mudah bagi kita? Bisa jadi, karena semakin bersih hati seseorang maka semakin mudah ia menghafal kalam Allah. Pas, kan? karena Ramadhan adalah ajang kita untuk membersihkan hati, membersihkan diri dari dosa-dosa.
Nah, karena sekarang kita sedang membetahkan diri dengan Stay at Home maka tidak ada salahnya dicoba menghafal 10 ayat Qur'an per hari. 10 ayat dikalikan 30 hari = 300 ayat. Wow, benar-benar Masya Allah, kan?
Andai 1 bulan kita mampu hafal 300 ayat dan dimulai dari Surah Al-Baqarah, maka hafallah kita 2,5 Juz serta tamatlah Surah Al-Baqarah tadi.
Secara, surah yang berarti Sapi Betina ini terdiri dari 286 ayat. Untuk menuju 300, berarti masih kurang 14 ayat lagi.
Ya, anggaplah itu keringanan atau kita mengambil kesempatan lebih selama 1,4 hari untuk mengulang hafalan. Artinya, saat lebaran tiba kita sudah hafal surah Al-Baqarah, kan? Pasti keren!
Lalu, mengapa harus dimulai dari surah Al-Baqarah? Sebenarnya tidak harus, setiap orang bisa memulai dari awal juz 1 atau juz 30 terlebih dahulu. Tapi, hemat saya juz 30 itu bisa dibarengi waktu menghafalnya karena ayat-ayatnya cenderung pendek.
Lagi-lagi kita kembalikan kepada yang punya niat saja. Mau mulai dari juz 30 oke, mau mulai dari juz 1 pun oke. Asalkan ada niat tulus, dan niat itu segera dilakukan.
Sebenarnya, bulan Ramadhan adalah momentum yang mantap untuk menambah hafalan Qur'an kita. Kita sudah dapat nuansanya, kita sudah dapat ketenangan dan kenikmatan di bulan Ramadhan. Buktinya?
Tadi waktu bangun sahur begitu semangat, kan? Dari sana saja kita sudah diberikan nuansa Ramadhan yang menyejukkan. Tambah lagi nanti di saat puasa, jika benar dan tulus puasanya maka seseorang akan cenderung malas berbuat maksiat dan dosa.
Bagi seorang penghafal Qur'an, yang susah itu bukan menghafalnnya melainkan menjaga hafalan. Ayat Qur'an itu suci, ketika kita campurkan hafalannya dengan maksiat, maka hilanglah hafalan tadi.
Dosa juga demikian, tambah banyak dosa maka tambah banyak pula hafalan Qur'an yang hilang.
Inilah tantangan besar kita saat ini. Sejatinya, kemudahan dalam menghafal Qur'an tidak didasarkan oleh tua-mudanya seseorang. Tidak ada batas usia bagi orang yang benar-benar ingin menghafalnya.
Metode hafalan Qur'an sangat banyak, tapi jika kita sendiri belum memulai untuk menghafal, tiadalah berarti metode tadi. Padahal, Al-Qur'an itu akan menjadi penolong di akhirat, kan?
"Al-Qur'an memberi syafaat dan dimintai syafaat, dan menjadi saksi yang diyakini (kebenarannya), barangsiapa yang menjadikannya sebagai imam, panutan, pedoman (dengan mengamalkan isi kandungannya) maka ia akan ditarik ke surga, dan barangsiapa yang menjadikannya di belakang punggungnya (meninggalkan isi kandungannya) maka ia akan ditarik ke neraka." (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih Ibnu Hibban)
Beruntung kita, karena hingga hari ini Al-Qur'an masih utuh dan mudah kita dapatkan di manapun. Bahkan tidak hanya mushaf, di Playstore pun ada. Tinggal kita lagi yang memulainya. Mau 5 ayat per hari, 10 ayat perhari atau berapapun, maka silakan.
Setelah hafal hari ini, terus diulang dan diulang. Dan setelah lancar, bisa ditambah dengan tetap terus mengulangi hafalan di hari sebelumnya.
Ibarat persiapan membuat kue untuk lebaran, diperlukan adanya orang lain untuk menyimak bacaan kita, benar atau masih keliru, lancar atau kurang lancar, serta istiqomah atau mulai lelah.
Agar lahir istiqomah menghafal Qur'an dari hati sendiri, maka kita perlu sedikit merenung.
"Kue lebaran saja sudah sejak berminggu-minggu disiapkan, bahkan beberapa orang tua rela mengenyampingkan ibadah untuk berkejaran waktu dengan hari raya. Masa iya, Al-Qur'an yang jelas-jelas akan menjadi penolong alias syafaat kita di akhirat kelak diabaikan begitu saja?"
Allaahummarhamnii bil Qur'an.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H