Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan featured

Hari Konsumen Nasional, Mampukah Wabah Mendewasakan Produsen dan Konsumen?

20 April 2020   19:19 Diperbarui: 20 April 2022   06:28 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Alexas_Fotos dari Pixabay

Lebih dari itu, panic buying jika terus dipelihara akan menyengsarakan rakyat kecil. Jujur saja, rakyat kecil tak punya banyak uang untuk memborong barang. Jangankan mau beli gula pasir 5 kg, membelinya 1 kg saja masih berpikir, cukup atau tidak sisa uang untuk beli lauk.

Dari sisi produsen pun demikian. Jika ada niat jahat dalam hati, bisa saja produsen menaikan harga barang/kebutuhan pokok hingga selangit, atau pun menimbunnya untuk sementara waktu. Nanti, jika persediaan habis, si produsen akan keluarkan barang-barangnya. Jahat, kan!

Maka dari itulah, kiranya momentum Hari Konsumen Nasional ini bisa direfleksikan kepada perbaikan dan pendewasaan perilaku konsumen dan produsen.

Mampukah Wabah Mendewasakan Produsen dan Konsumen?

Kehadiran Covid-19, selain memunculkan panic buying juga dapat menjadi pembelajaran penting dalam mendewasakan produsen dan konsumen. Bersyukur kita, semakin ke sini perilaku panic buying sudah mulai berkurang, terutama di Indonesia.

Sebagian orang agaknya mulai sadar bahwa membeli barang-barang secara "gila" bukanlah tindakan yang manusiawi. Bisa jadi pula, munculnya rasa sadar ini dikarenakan banyak orang sudah tidak mampu membeli barang dan kebutuhan secara melimpah dalam satu waktu.

Terang saja, seiring dengan banyaknya karyawan dan para pekerja lapangan yang "istirahat" dari pekerjaannya, kegiatan beli-membeli mulai mereka tata sendiri berdasarkan skala prioritas. Barang tidak penting, jangan dulu beli, biarpun itu kebutuhan pokok.

Tambah lagi, bulan ramadhan sudah di depan mata yang mengharuskan setiap keluarga lebih mengencangkan ritsleting dompetnya. Khawatir, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk beli kurma maupun jajanan berbuka puasa lainnya.

Sampai di sini, agaknya masyarakat mulai mendewasakan dirinya sebagai konsumen. Kehadiran wabah Covid-19 juga mampu berbicara banyak di sini, terutama untuk menjadi agen perubahan dalam posisinya sebagai subjek penentu kegiatan Ekonomi Indonesia.

Lebih lanjut, kegiatan membeli produk-produk dalam negeri sebaiknya juga mulai dibiasakan dan digaungkan. Dampaknya akan luar biasa karena selain menyenangkan masyarakat di negeri sendiri, kegiatan membeli produk dalam negeri juga meningkatkan persaingan pasar.

Produsen akan berlomba-lomba untuk menghadirkan produk-produk baru yang kreatif dan bermutu. Contoh yang dekat dengan kita hari ini misalnya masker. Imbas Covid-19, lahir banyak produsen masker dalam negeri yang mampu memfasilitasi ketersediaan masker di daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun