Lumrah bila kemudian guru-guru dan orangtua berkeluh bahwa pembelajaran online bisa menambah sarang laba-laba di dompet mereka. Kita kasihan dan prihatin, tapi yang lebih kasihan lagi adalah para guru honorer yang belum punya NUPTK.
Sama dengan guru PNS, mereka juga beli kuota, mereka juga menggelar pembelajaran online menggunakan berbagai aplikasi, dan mereka juga mendapat jadwal piket. Jika dipikirkan lebih dalam, berarti alangkah susahnya mereka mencari dana untuk beli kuota internet.
Dari Mas Nadiem sendiri, sebelumnya beliau telah menemukan fakta menarik bahwa ada kepala sekolah di daerah yang ragu untuk menggunakan dana BOS demi mendukung pembelajaran selama masa belajar dari rumah.
Fakta ini juga menjadi salah satu pertimbangan lain sebagai dasar bahwa Dana BOS pada masa darurat Covid-19 dapat digunakan untuk membeli kuota internet.
"Harapan saya adalah, masalah ini sudah terjawab untuk sekolah-sekolah di daerah yang masih belum nyaman menggunakan dana BOS untuk hal-hal tersebut," kata Mas Nadiem (15/04/2020).
Yang jelas, kepala sekolah lebih tahu dan paham dalam mengolah Dana BOS demi kebutuhan pembelajaran dari rumah. Asalkan jelas, terang, tetap sasaran dan mengutamakan aspek-aspek prioritas kelancaran pembelajaran, maka silakan.
Semoga Kepala Sekolah dan Bendahara BOS Tidak "Kepedasan"
Mengingat adanya perubahan Juknis penggunaan Dana BOS, agaknya pihak yang akan merasakan dampaknya pertama kali adalah kepala sekolah dan bendahara BOS.
Sehari-hari, mereka berdua yang sibuk mengolah dan membuat laporan penggunaan Dana BOS. Kadang, tidak menutup kemungkinan beberapa kepala sekolah mencari dana talangan demi memenuhi kebutuhan sekolah.
Spidol habis, papan tulis rusak, gaji guru honorer belum dibayar, catridge printer menopause, sedangkan Dana BOS belum keluar. Mau tidak mau, pinjam dulu!
Tambah lagi dengan hari ini, Mas Nadiem sudah membolehkan penggunaan Dana BOS untuk beli pulsa dan kuota internet. Apakah kepala sekolah dan bendahara BOS tidak kepedasan?
Ibaratkan kita sedang makan sambal alias cabe yang terlalu banyak, rasanya pasti kepedasan bahkan sampai nyeri-nyeri ke tulang. Lidah kepanasan, bibir serasa gosong, nafas jadi terengah, bahkan lambung pun mulai teriak "minta air, donk!"