Channel-channel lain sebaiknya juga mulai ditata, terutama dari aspek kepantasan siaran. Kita bukan hanya berbicara tentang film berkode A-BO, R-BO, D atau pun SU melainkan tentang kelayakan tontotan dari segi adab, akhlak, bimbingan moral, parenting hingga kemanusiaan.
Sangat penting bagi televisi untuk menyiarkan konten-konten yang berkualitas, tidak hanya mengejar pendapatan dan kehebohan semata.
Dari KPI sendiri, pihaknya berniat mengadakan tantangan atau "Challenge Bicara Siaran Baik" melalui Facebook dan Instagram.
Harapannya, netizen dapat memberikan sedikit review dan memposting program siaran yang dinilai baik serta berkualitas di akun medsos. Selain itu, setiap pemirsa dapat menjadi influencer siaran berkualitas.
Lebih lanjut, penduduk bumi Indonesia pun boleh mengkritisi berbagai tayangan televisi yang dianggap kurang pantas. Menurut Komisioner KPI Pusat Hardly Stefano, pemirsa disilakan memberikan kritik dan apresiasi terhadap konten-konten di televisi.
"Program siaran yang dinilai buruk dapat dilaporkan kepada KPI dengan menggunakan bahasa yang baik. KPI akan menindak-lanjuti setiap laporan masyarakat secara terukur berdasarkan P3SPS." ucap Hardly.
Lagi, terbesit harapan yang besar bagi seluruh channel televisi di Indonesia agar mau dan mampu menyajikan konten-konten yang berkualitas. KPI selaku lembaga penyiaran punya andil besar, terutama dalam memantau sepak terjang dan geliat berbagai stasiun televisi.
Meski demikian, para orangtua di rumah juga tetap menjadi tokoh utama penjamin generasi mulia anak-anaknya. Bersama dan berbagi peran dengan guru, orangtua dapat memilah-milih tayangan mana yang pantas serta bermaslahat untuk anak-anak.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H