Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Saat Sakit Hatiku Dihibur dengan Kata "Orisinalitas"

9 April 2020   23:08 Diperbarui: 10 April 2020   00:51 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Mohamed Hassan dari pixabay.com

Bahkan, menurut Kak Widha Karina penulis-penulis profesional pun bisa saja terjangkit dengan nafsu plagiat. Artinya, tidak menutup kemungkinan bahwa seorang penulis yang sudah bernama merusak harga diri sebuah konten dengan memploklamirkan karya orang lain sebagai miliknya.

Kak Widha saat menjadi pemateri kegiatan Blogshop, Kamis (09/04/2020)./ Tangkapan Layar Youtube akun Kompasiana
Kak Widha saat menjadi pemateri kegiatan Blogshop, Kamis (09/04/2020)./ Tangkapan Layar Youtube akun Kompasiana

Masih bersandar dari sosok Content Superintendet bernama lengkap Widha Karina dalam acara "Blogshop berjudul A to Z Kompasiana, Optimasi Konten Blog Kamu di Kompasiana!", ternyata orisinalitas sebuah karya mendapatkan tantangannya sendiri.

Kenyataan yang beredar dan berdampingan dengan kita saat ini adalah, lumayan banyak para pelajar dan mahasiswa yang senang membuat karya ilmiah dengan modal salin-tempel sesukanya.

Memang, ini adalah sebuah proses pendidikan khususnya dalam bidang karya tulis. Seseorang yang belum mengerti dengan syarat dan ketentuan sebuah tulisan tentu akan dengan mudah melukai ketulenan sebuah karya, entah itu untuk memenuhi tugas ilmiah atau pun menulis di Kompasiana.

Awalnya mungkin bisa diampuni. Jika itu adalah tugas ilmiah mahasiswa yang plagiat, maka dosen bisa minta revisi. Jika itu adalah tulisan/konten para penulis di Kompasiana, maka editor bisa menghapus dan memberikan peringatan.

Tapi, apakah proses pengampunan ini efektif untuk menata hati para penulis untuk menghargai sebuah karya? Atau, membuat sadar para penulis agar mau membuat tulisan yang orisinal?

Entahlah, jawaban ini masih tanda tanya. Menurutku, pertanyaan ini akan terjawab dengan sendirinya saat seseorang membuat sebuah karya dan kemudian karyanya diplagiat, seperti yang kukisahkan di awal tulisan ini.

Sakit rasanya, kan? Berarti tulisan-tulisan orang yang dulunya kita plagiat, gambar-gambar yang kita pampang di tulisan tanpa menyertakan sumber, hingga karya-karya ilmiah lainnya juga demikian. Sang pembuat konten akan merasakan sakit, seperti yang kurasakan kemarin.

Beruntung ada rasa sakit ini, hingga menjadikanku lebih sadar dengan kesalahan-kesalahan masa lalu.

Lebih dari itu, sakit ini juga sedang mengandung dan bersiap melahirkan kesadaran untuk menghargai karya orang lain. Bukan sekadar cantum link, footnote atau daftar pustaka, melainkan juga untuk menghasilkan karya pribadi yang tulen alias orisinal.

Aku tambah beruntung setelah tadi diberi kesempatan oleh Tuhan untuk mengikuti Blogshop Optimasi Konten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun