Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kadang, Jadi Guru Muda Itu Suka Bikin Pegal Hati

9 April 2020   14:48 Diperbarui: 9 April 2020   14:50 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah murid selesai, dan sekarang kisah pejabat. Cukup senada dengan anggapan kakak kelas, tapi kali ini malah saya sebagai guru muda dianggap sebagai murid. Masih di SMP yang sama.

Young Teacher. Dok/Ozy V. Alandika
Young Teacher. Dok/Ozy V. Alandika

Biasanya, setiap ada kegiatan-kegiatan seperti workshop, MGMP, pelatihan dan sosialisasi yang mengundang para pejabat, saya selalu diminta oleh kepala sekolah untuk memimpin doa pembuka. Saya mau-mau saja, karena biasanya dapat jatah snack 1 kotak. Kan, lumayan!

Acara ini sering terselenggara hari Sabtu di mana para guru mengenakan seragam batik bebas. Begitu juga dengan saya.

Dan, tibalah di hari Sabtu (entah tanggal berapa, saya lupa) dalam acara pelatihan para pejabat eselon. Saya kembali diminta untuk mempersembahkan doa pembuka. Kepala sekolah pun mengenalkan saya kepada salah satu panitia dari pihak pejabat eselon. Tapi, tiba-tiba saja panitia itu berkata:

"Nak, kamu ya yang memimpin doa. Kamu kelas berapa? Duduk di sini saja, ya!"

Saya hanya bersikap datar dan berkelahi dalam hati. "Kok saya masih dianggap siswa, padahal sudah pakai sepatu PDH, rapi, dan dandanan juga mirip dengan eselon!" Dalam khayal, hehehe

Tapi, perkelahian dalam hati saya segera tamat setelah pejabat tadi melihat name tag yang terpasang manis di sebelah kanan dada. Terbaca lengkap oleh pejabat tadi, dan kemudian beliau minta maaf. Tiba-tiba saja saya langsung dipanggil Bapak!

Dalam beberapa detik saja saya sudah pegal hati. Tapi, biarpun hanya sebentar saja pengalaman itu sudah menjadi pembelajaran bagi saya, untuk menata mental dan hati.

Tampilan dan kondisi fisik mungkin mudah, bahkan sangat mudah menipu dan mengelabui mata seseorang. Jika tidak mampu mencerna hati dan mengiraskannya dengan mata, bisa jadi seseorang akan terbuai hingga senang menganggap rendah.

Perilaku ini jika dipelihara akan sangat membahayakan. Maka darinya, tetaplah kita berusaha untuk menjadi sosok yang bijaksana, menghargai semua profesi, dan bersikap rendah hati.

Salam dari Guru Muda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun