Dan, yang lebih dari sekadar "ganas" adalah tentang guru muda yang viral karena menikahi murid SMP sendiri setelah 7 tahun pacaran. Cukup nyentrik memang, tapi apa mau dikata, kalau sudah jalur jodohnya tak mengapa, kan?
Kembali ke rentang umur tadi, kadang-kadang karena jarak umur yang cukup dekat dan penampilan wajah yang masih terbilang muda, seorang guru bisa dianggap kakak kelas.
Fenomena ini pernah saya alami dua tahun yang lalu saat mengabdi di SMP sebagai guru honorer. Waktu itu, selain mendapatkan jam mengajar saya juga dipercayai untuk membina ekstrakulikuler keagamaan.
"Petaka" pegal hati ini dimulai saat saya meminta para pengurus senior ekstrakulikuler untuk merekrut anggota baru. Murid yang mendaftar kebanyakan kelas 7-8 dan rata-rata dari mereka belum kenal dengan saya. Walaupun saya sudah terkenal, sih! Upps
Karena waktu itu saya sedang ada izin kuliah, kisah ini pun berlanjut ke grup Whatsapp. Di suatu malam saya pernah mengumumkan agar para anggota grup siap-siap untuk membuat film pendek. Saya menyampaikannya dengan bahasa formal, runtut dan tidak lebai. Tapi ternyata?
Selang beberapa menit, beberapa nomor baru mengirim pesan kepada saya:
"Salam, Kak, kostum apa saja yang mesti saya persiapkan?"
"Salam, Kak, saya tidak mau mendapat peran yang jelek-jelek, tolong ya, Kak!"
Duh, mata saya rasanya berguncang hebat dan memperbesar urat nadi. Kok bisa mereka panggil Kakak padahal dalam isi pengumuman di WAG saya sudah menyebut diri sebagai Bapak.
Belum selesai, kisah ini kembali berlanjut di SMP saat kami mengadakan pembuatan film pendek. Waktu itu hari Jumat, saya datang tepat waktu dan segera berjalan manis menuju ke sekretariat.
Terlihat banyak murid-murid baru tegak berserakan di sekitaran sekre. Saya yakin, mereka adalah anggota baru. Tapi? Saya heran, satupun dari mereka tidak menyapa dan malah beberapa orang ada yang memanggil saya dengan sebutan Kakak. Duh!
Padahal, saya sudah berdandan semaksimal mungkin layaknya orang-orang tua. Jengkot ada, kumis lumayan bertumbuh. Tapi mengapa? Entahlah.
Di saat semua berkumpul dan saya memulai pembicaraan, barulah para anggota baru sadar hingga muka mereka tersipu merah layaknya buah naga. Mulai detik itu, mereka malah berubah sikap menjadi lebih hormat dan takzim. Hohoho