Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Derita Mantan dan Fenomena Kaum Laki-laki yang Sering Dicap "Gombal Lovers"

6 April 2020   23:21 Diperbarui: 6 April 2020   23:20 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by Pixabay

Fenomena Kaum Laki-laki yang Sering Dicap "Gombal Lovers"

Illustrated by Pixabay
Illustrated by Pixabay
"Semua laki-laki itu sama saja!"

Anggapan ini seringkali keluar dari mulut para perempuan yang sedang terjangkit derita. Sebabnya mungkin beda-beda, tapi kesimpulan kadang seenaknya saja disamaratakan, dianggapnya semua laki-laki adalah biangnya derita.

Laki-laki sebut ini, dianggapnya rayuan gombal. Laki-laki bilang itu, dianggapnya sok perhatian. Laki-laki berbuat sebegini, dianggapnya cari muka. Laki-laki bersikap sebegitu, dianggapnya modus. Tapi, giliran laki-laki berbuat salah, langsung dicap "kamu jahat"! Hmm

Padahal, laki-laki juga punya ketulusan untuk mendulang sebutir romantisme, kan? Tentu saja, jika seorang laki-laki sudah cinta maka akan ada gejolak hati dan pikiran untuk menampilkan perilaku baik. Bukan untuk dianggap baik, melainkan perwujudan dari sebuah ketulusan.

Maka darinya, rendah sekali nilai ketulusan seorang laki-laki jika perbuatan baiknya dicap "Gombal Lovers". Gara-gara cap ini, laki-laki seakan dianggap gagal untuk menawan hati, serta kurang tulus karena dikira hanya pandai merayu dan cari perhatian.

Atau, malah perempuannya yang terlalu bawa-bawa perasaan? Kadang, laki-laki datang dan singgah ke depan wajah perempuan hanya untuk mengucapkan selamat pagi atau sekadar memberi sedikit apresiasi.

Atas perjumpaan itu, tidak semua laki-laki mengharapkan timbal balik dan balasan berupa curahan rasa hingga bercupak-cupak. Mereka hanya ingin menyampaikan, dan perkara respon akan ia kaji kemudian.

Bukankah begini caranya membedakan mana laki-laki yang benar cinta dan laki-laki yang main cinta? Begitulah, cara laki-laki menempatkan sebuah cinta berbeda-beda. Ada yang berbentuk ungkapan kata, ada pula yang berbentuk sikap yang tidak biasa.

Dari perbedaan ini, tidak semestinya semua laki-laki dicukur rata dan dianggap Gombal Lovers semua. Tapi, jika perempuan tetap kukuh dengan argumen "semua laki-laki itu sama saja" dan "semua laki-laki itu gombal lovers" maka ada yang salah dengan hati perempuan itu.

Entah ia susah move on dari derita lama, entah ia sudah berkali-kali tersakiti dan menyusun serpihan hati secara mandiri, atau bisa juga karena ia terlalu sulit menerima hal baik dengan tulus.

Permasalahan ini cukup krusial sebenarnya, tambah lagi jika derita dan pengalaman-pengalaman duka cinta sudah dialami semenjak seorang pasangan menjalin sebuah cinta monyet. Sudah cinta monyet, terlalu bawa perasaan pula! Jelas saja jadi susah move on.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun