Kadang, guru sangat bersyukur jika sekolah mengadakan class meeting karena itulah momentum yang tepat bagi mereka untuk mengolah hasil evaluasi. Tambah lagi dengan adanya perbaikan, remedial hingga input nilai.
Di beberapa sekolah, teknologi untuk menunjang hasil evaluasi sudah ada. E-rapor misalnya, sebagai wadah input nilai siswa secara online. Kedengarannya mungkin enak dan memudahkan, tapi nyatanya?
Adanya e-rapor malah membuat guru kerja dua kali. Guru mesti mengoreksi ujian siswa secara manual, menyalinnya di buku nilai, kemudian menginputnya secara online ke e-rapor.
Tidak hanya nilai ujian akhir semester saja, nilai-nilai harian yang sudah guru catat di buku nilainya mesti dimasukkan pula ke e-rapor.
Bayangkan bila kemudian sang guru mengajar 24 jam (3 jam x 8 rombel kelas), berarti ada ratusan siswa yang mesti diolah nilainya. Mungkin, guru butuh waktu 1 minggu untuk menyelesaikannya.
Lah, mengapa tidak dari awal-awal semester? Namanya juga aplikasi elektronik, mesti sering-sering diupdate dan tidak jarang pula mengalami error-system.
Guru mungkin tertekan atas keruwetan ini, tapi karena sudah kewajiban mereka tetap akan memenuhinya. Anggaplah ini administrasi pokok alias hal-hal prioritas yang tidak boleh guru tinggalkan.
Lalu, apakah administrasi guru selesai di sini? Tentu saja belum.
"Guru juga wajib ikut pelatihan!"
"Guru juga ingin naik pangkat!"
"Guru juga ingin legalisir berkas!"
"Guru juga ingin menghadiri organisasi-organisasi bentukan guru!"
Sayangnya, pelatihan pengembangan kompetensi guru seringkali diadakan bertepatan dengan jam sekolah. Karena namanya pelatihan, berarti tidak cukup 1 hari, kan? Tentu saja, minimal sampai 3 hari guru absen sekolah.
Pemberkasan juga demikian. Saat sertifikasi mau cair, pemberkasan dahulu. Saat ada permendikbud atau kebijakan baru dari daerah, pemberkasan lagi. Rentang waktunya, paling hanya dua minggu.
Bayangkan bila ada guru se-kabupaten legalisir ijazah dan SK, apakah akan selesai dalam 1-2 hari? Rasanya, hampir tidak mungkin kecuali sistem birokrasinya yang disederhanakan.