Monster! Begitulah kiranya julukan yang bisa kita bebankan kepada wabah Covid-19. Beredarnya virus bertajuk SARS-CoV-2 ini telah memusingkan dan membantai berbagai lintas sektor kehidupan. Tidak hanya ekonomi dan keamanan, bidang edukasi pun dibantainya.
Tak heran jika kemudian sekolah-sekolah dalam negeri saat ini sudah banyak bergelantungan sarang laba-laba karena hilang hunian. Bukan karena siswanya tak mau sekolah, tapi sekolahnya yang dipindahkan ke rumah.
Alhasil, urusan siswa kemudian hampir dilimpahkan sepenuhnya kepada orangtua. Terutama kegiatan belajar, dari yang seharusnya di sekolah bersama guru akhirnya dipindahkan ke rumah bersama orangtua.
Guru barangkali kelihatannya tidak terlalu sibuk. Tapi ketahuilah, tugas guru di sini mesti memastikan bahwa kegiatan belajar di rumah benar-benar ada, dilaksanakan secara sistematis, terarah, serta menyesuaikan dengan kondisi dan situasi yang terjadi di tengah pandemi.
Tidak lupa, guru juga diwajibkan untuk terus memberikan motivasi yang menyentuh sehingga semangat juang siswa-siswa tidak pudar layaknya sampul buku yang kehujanan.
Lalu, bagaimana dengan orangtua di rumah? Sejatinya, tugas dan kewajiban mereka saat ini adalah mendampingi anak-anaknya. Kadang atau bahkan seringkali anak-anak kesulitan dalam belajar, dalam mengerjakan tugas, serta melawan kemalasan yang muncul dari diri sendiri.
Buah dari kesulitan-kesulitan ini, anak-anak bisa stres dan terguncang kondisi fisiknya jika tidak didampingi. Anak-anak mungkin banyak teman, tapi karena kondisinya adalah belajar di rumah maka teman-teman tadi statusnya hanya dekat dari dunia maya semata.
Pertanyaannya di sini, apakah kehadiran orangtua di rumah lantas bisa mendampingi anaknya dengan baik? Atau, malah menjadi sosok yang ditakuti layaknya monster yang ganas?
Belakangan ini kita dihebohkan dengan beberapa video viral yang menampakkan kegelisahan saat anak belajar di rumah. Salah satunya adalah video yang berjudul "Tuh kan ilang otaknya!"
Belum selesai di sana, sang ibu kembali mengusik kegiatan anak hinggalah anak tadi hilang fokus. Sontak saja anak tadi menyebut "Tuh kan ilang otaknya!"
Barangkali, dari untaian video yang tersebar ke seluruh penjuru medsos ini sebagian besar netizen menganggap hal itu sebuah kelucuan. Tapi, salah satu hal yang patut kita pertanyakan adalah, mengapa sang anak tadi begitu terganggu dengan kehadiran ibunya?