Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Darurat Bencana, Anggaran UN Larikan Saja ke Penanganan Coronavirus

24 Maret 2020   17:39 Diperbarui: 24 Maret 2020   17:48 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

UN batal, sepertinya kabar ini cukup berkesan bagi para siswa di seluruh Indonesia. Mereka jugalah yang lebih dahulu tahu informasi terbaru dan resmi dari pemerintah ini.

Beda hal dengan beberapa siswa kelas 6 di SD tempat saya mengajar. Karena di sana tak ada sinyal dan siswanya banyak yang ikut orangtua menginap di ladang, maka bisa jadi mereka tidak tahu apapun tentang pembatalan UN.

Tapi, ya biarlah. Jika segera tahu bahwa UN dibatalkan, jangan-jangan mereka mulai bermalas-malasan dalam belajar!

Dibandingkan dengan kesehatan dan kemaslahatan warga penduduk bumi Indonesia, persoalan malas ini anggaplah dulu urusan nanti.

Yang jelas, tidak hanya siswa saja yang setuju bahwa UN dibatalkan. Mayoritas guru setuju, orangtua siswa setuju, dan pejabat pemerintah juga setuju.

Kecuali? Mungkin, para pembuat soal UN berada pada posisi yang dirugikan saat ini. Terang saja, menjadi salah satu panitia pembuat soal UN merupakan prestasi tersendiri bagi para ahli pendidikan. Tidak hanya prestasi, karena UN adalah progam besar pasti honornya juga besar.

Lagi-lagi, kita kesampingkan terlebih dahulu soal rugi-rugi seperti ini. keberadaan coronavirus telah mengakibatkan negeri ini berada pada situasi darurat bencana. Sedihnya, setiap hari ada-ada saja kasus penambahan pasien positif coronavirus.

Kita patut sedih dengan kenyataan pelik ini. Padahal, pemerintah sudah mengajak seluruh warga untuk menerapkan social distancing, bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah dari rumah. Perihal ini dilakukan semata untuk memutuskan penyebaran corona.

Atas dasar ini pulalah UN ditiadakan. Jangankan penyelenggaran UN bersistem konvensional, UN secara daring pun mewajibkan para siswanya berkerumun. Tentu saja kerumunan ini membuka peluang penyebaran coronavirus semakin menggeliat. Maka darinya, lebih baik dibatalkan saja.

Tapi jika diulas semakin ke sini, bukankah anggaran UN itu besar? Tentu saja, ada ratusan miliar bahkan. Karena UN batal, maka opsi pengalihan dana miliaran ini sudah cukup bijak kiranya jika dialihkan kepada penanganan dan pemberantasan coronavirus.

Anggaran UN Larikan Saja Ke Penanganan Coronavirus

Karena UN batal secara dadakan, barangkali sebagian anggaran UN sudah dilarikan kepada persiapan pelaksanaan UN. Tapi, sisanya mungkin masih banyak, kan? Atas dasar inilah banyak pihak mengusulkan agar anggaran UN dioper ke penanganan coronavirus.

Mas Nadiem Makarim sendiri mengatakan sebagian anggaran Ujian Nasional akan digunakan untuk penanganan pandemi coronavirus.

"Kami melakukan berbagai re-alokasi anggaran. Ada beberapa yang kita tahu seperti program relawan manusia yang turut membantu penanganan COVID-19," ujar Nadiem dalam konferensi pers dilansir Antara, Selasa (24/03/2020).

Pengalihan anggaran ini sejatinya sangat penting karena penanganan coronavirus membutuhkan alokasi dana yang cukup besar. Bahkan, kita patut bersedih karena baru-baru ini ada tim medis yang hanya menggunakan jas hujan sebagai pelindung dalam menangani pasien.

 lustrasi tenaga medis tangani corona mengenakan jas hujan. Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah dari republika.co.id
 lustrasi tenaga medis tangani corona mengenakan jas hujan. Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah dari republika.co.id

Terang saja, rasanya kita begitu malu mendengar perjuangan pihak medis yang sampai kekurangan alat seperti ini. Padahal, di Indonesia sendiri masih banyak orang kaya. Partai politik dan pejabat pemerintah juga kaya-kaya. Tidak ada salahnya untuk sedikit berdonasi.

Tak hanya Mas Nadiem, Wakil Sekjen FSGI Satriwan Salim juga punya nada yang sama. Beliau ingin agar dana UN segera dialirkan untuk kepentingan penanganan coronavirus.

"Dengan ditiadakannya UN 2020, maka alokasi anggarannya bisa dialihkan untuk membantu penanganan penyebaran Covid-19," ujar Wakil Sekjen FSGI Satriwan Salim lewat keterangan tertulis, Selasa (24/03/2020).

Tidak terlalu membenani stakeholder penyelenggaran UN kiranya. Saat UN sudah dibatalkan, rasanya tidak ada lagi keperluan lain yang berarti untuk menghabiskan anggaran tersebut.

Dan, tidak mau ketinggalan KPAI juga menampakkan wajahnya dengan mengapresiasi kinerja pemerintah dalam memberhentikan UN.

Melalui ungkapan Retno Listyarti, KPAI berharap agar pemerintah benar-benar meniadakan ujian, dan bukan menggantinya dengan bentuk tes online yang dapat dikerjakan di rumah.

Selain itu, jika memungkinkan, KPAI mendorong pengalihan biaya UN untuk upaya perlindungan sekolah dari penyebaran coronavirus. Beruntung kiranya, karena kali ini KPAI sudah berada di jalur yang tepat dalam melindungi para siswa, guru dan sekolah.

Jujur saja, kita tidak sepenuhnya tahu bagaimana keadaan sekolah saat libur. Biarpun sekolah-sekolah saat ini tidak ada yang mendiami, tidak menutup kemungkinan bahwa ada virus corona yang bertebaran di sana.

Untuk itulah, jika anggaran dana UN dilarikan kepada penanganan pandemi coronavirus di sekolah, maka pihak-pihak terkait bisa melakukan tindakan pencegahan seperti menyemprotkan desinfektan di lingkungan sekolah secara berkala.

Selain itu, jika nanti kebijakan libur sekolah sudah dicabut maka sekolah melakukan pengadaan alat-alat kesehatan seperti pengukur suhu tubuh dan sabun pencuci tangan.

Di kala negeri sedang susah, memang sudah semestinya pihak pemerintah dari berbagai lintas kementerian bersatu untuk memberantas pandemi coronavirus. Kita semua ingin wabah corona segera berakhir, dan mari semua mendukung itikad baik pemerintah ini. 

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun