Jika anak-anak tidak ditemani atau diperhatikan, tentulah mereka anak senantiasa mengeluh dan kelelahan. Di sinilah sebenarnya peran orangtua sangat dibutuhkan, bukan untuk mengisikan tugas anak melainkan sejenak menemani mereka.
Jika orangtua bisa mengambil sisi positif dari kebijakan belajar dari rumah, maka rasa capek dan lelah itu akan tergantikan dengan petikan makna bahwa ternyata pekerjaan guru itu berat.
Meisya Siregar dan Respect Mendalam Terhadap Profesi Guru
Salah satu contoh orangtua yang mampu memetik sisi positif ini adalah aktris sekaligus presenter terkenal bernama Meisya Siregar. Sosok perempuan yang sempat mengawali karirnya sebagai model ini mengungkapkan bahwa ada hikmah positif atas kebijakan belajar dari rumah.
Saat ini Meisya mulai merasakan kesulitan saat ia harus mendampingi anak-anaknya belajar di rumah sebagai seorang guru. Dari sinilah, ia bertekad lebih menghargai profesi guru.
"Hikmah belajar 14 hari ini, kita merasakan mengajar dan mendidikan anak. Biasanya kan tugasnya antara guru dan orangtua 50:50, sekarang 80 persen orangtua, 20 persen guru. sekarang tuh kita lebih banyak merasakan pekerjaan guru itu sulit," kata Meisya saat dihubungi Kompas.com.
Lebih lanjut, pemeran Mama Bastian dalam film Coboy Junior The Movie ini juga menerangkan bahwa menjadi guru tak hanya membutuhkan Intelligence Quotient (IQ), melainkan juga harus memiliki Emotional Quotient (EQ).
Terang saja, seorang guru yang mantap mesti memiliki kadar kesabaran yang tinggi terutama dalam menghadapi banyak siswa dengan beragam karakter. Karena perilaku siswa yang berbeda-beda ini, maka pendekatan emosinya juga berbeda.
Saat ada siswa yang malu-malu unjuk tangan, misalnya. Siswa yang seperti ini biasanya kurang PeDe tampil di depan kelas, hingganya seorang guru tidak bisa memaksanya tampil dengan cara marah-marah.
Agar siswa mau tampil, guru perlu menusukkan jarum-jarum penyemangat melalui pendekatan personal untuk membangkitkan keberaniannya. Bisa dengan motivasi secara perlahan dan lembut, bisa dengan pujian, bisa pula dengan meyakini bahwa si siswa tadi pasti bisa.
Kalau caranya langsung marah-marah, bagaiamana? Yang ada, siswa malah menangis di kelas. Atau, minimal siswa akan maju dalam keadaan tertekan. Ketakutannya kepada guru akan semakin bertambah.
Kembali ke kisah Meisya, saat mendampingi anak-anaknya belajar di rumah ternyata Meisya menemukan berbagai tantangan yang selama ini biasa dihadapi oleh guru di sekolah.