Selain itu, mengakui bahwa hasil yang didapat hari ini tidaklah semata atas usaha sendiri juga merupakan sikap bijak dalam menata hati. Tambah lagi dengan sering berbagi terhadap sesama, bersahaja, dan terpenting adalah meluruskan niat.
Begitu pula dengan sifat iri, pertumbuhannya mesti ditekan agar tidak jadi benalu di hati. Sakit rasanya jika terus iri dengan kesibukan dan keberhasilan orang lain. Sakit ini juga yang menjadikan seseorang tidak naik kelas hatinya.
Maka dari itu, untuk menjauhkan diri dari sifat iri kita perlu memahami bahwa setiap orang punya kadar rezekinya masing-masing. Tidak bisa dan tidak perlu kita bandingkan apa yang kita dapat dan kita punya dengan apa yang orang lain miliki.
Selain itu, jika orang berhasil dan sedang bersenang ria, mengapa kita tidak memuji? Lebih bijak kiranya menghargai jerih payah orang lain daripada cemburu, iri dan dengki terhadapnya. Toh, lebih melegakan.
Soal kesan yang pamer dan sombong, itu urusan dia. Tak perlu kita ikut cari-cari dalih untuk ikut sombong, atau melemahkan hati dengan iri. Terang saja, pamer dan iri itu berat. Tak usah diangkat, ditenggelamkan saja!
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H