Agaknya perihal ikhlas juga demikian. Memang, tidak dimungkiri bahwa keikhlasan sering direkatkan dengan uang, tapi fakta bahwa kita semua butuh uang juga tidak dapat disanggahkan. Yang jelas, pelaku ikhlas itu sendiri yang paham dan mengerti betapa ia rela.
Apalagi jika kata ikhlas ini kita rekatkan kepada guru, maka sungguh guru yang ikhlas makin mulia.
Bagaimana keikhlasan itu tampak? Ikhlas terlihat saat guru mau mengajarkan siswanya dengan sabar, kasih sayang, dan cinta yang tulus.
Bagaimana keikhlasan guru terbayarkan? Ikhlasnya seorang guru terbayarkan oleh sesuatu yang sifatnya non-materi, yaitu kesuksesan seorang siswa.
Duh, makin dalam pembahasan, rasa-rasanya keberadaan guru hampir setingkat dengan orangtua sungguhan.
Akhirnya, biarlah sabar dan ikhlas itu dipandang sebagai sesuatu yang berat bagi guru, asalkan guru jangan keberatan terhadapnya. Semoga, guru juga jangan bosan melakukan tugas-tugas berat ini. Bukan sekadar demi bangsa, orangtua maupun siswa, tapi juga demi dirinya sendiri.
Salam.