Sebaliknya, jika kurang mencintai profesi maka mulailah sering terdengar si A sering telat datang, si B tidak mau disuruh lembur, si C tidak peduli dengan siswanya, dan lain sebagainya.
Bahkan, jika mencintai profesi secara keterlaluan juga salah. Tidak heran, muncul yang namanya perbedaan derajat, menggunakan berbagai cara untuk mencapai kedudukan tertinggi dalam pekerjaan, hingga menganggap pekerjaan lain tidak lebih baik daripada profesinya.
Hal-hal seperti ini merupakan kecintaan yang salah, sehingga menghasilkan gerakan yang salah pula.
Periksa Penggerak Cintamu
Kenapa ada seseorang yang memiliki cinta namun bersalah? Dugaan awal, agaknya ada yang salah dari hati mereka. Padahal, baik hati atau cinta keduanya tiada yang salah. Yang salah itu, mereka yang menggerakan hati dan cinta.
Di setiap perbuatan yang baik dan dilakukan karena cinta yang kuat, pasti ada sikap mempertahankan, rela mengorbankan, rela memperjuangkan dan tidak mau mendengar apa kata orang yang tidak sesuai dengan jalan cintanya.
Tapi, agaknya setiap perbuatan yang buruk begitu juga. Hanya saja, kali ini kerelaannya didasarkan kepada hal-hal yang buruk.
Ada perjuangan di sana, ada pengorbanan di sana, ada apatis di sana, tapi semuanya menjadi pembuktian bahwa hati dan cinta telah kotor dan teracuni. Karena sudah kotor dan beracun, tertularlah kepada mereka yang menggerakkan cinta dan hati itu.
Padahal, hati itu selalu memberikan solusi yang baik dan murni didasarkan atas kebaikan dan ketulusan. Hanya saja, sebelum diungkapkan menjadi perbuatan seringkali terjadi perdebatan antara pikiran, perasaan dan nafsu. Ketiganya mesti bersatu, jika memang cinta itu ingin dijadikan sejati.
Lalu, bagaimana menggerakkannya?
Hal ini bisa dicek dari diri sendiri, terutama di saat kita mendapat suatu kebaikan. Pasti ada syukur dan kebanggan yang tinggi hingga kita bisa memaklumi kekurangan diri dan lupa untuk membandingkannya dengan orang lain.
Semua ini adalah perihal cinta yang telah menggerakkan hati, menggerakkan sanubari untuk lebih fokus dan berpikir positif. Fokus dan positif menyempit, sehingga menjadikan sikap dan perilaku yang dilakukan, hanyalah untuk meningkatkan kecintaan. Cinta yang tulus.