Biarpun mimpi dan ambisi itu sulit dalam ukuran logika, agaknya tiada hal yang tidak mungkin jika ada kesungguhan dalam memperjuangkannya.
Dukungan Teman Itu Bahagianya Bertumbuh-tumbuhÂ
Saat punya teman yang selalu mendukung dan memotivasi, rasanya hidup ini seperti baterai yang bermuatan positif atas-bawah. Apalagi jika ini terkait dengan impian dan ambisi, semua hal yang sulit menurut ukuran logika akan terbayang sederhana, bahkan mudah.
Bagaimana tidak, baru saja kita memulai sesuatu hal, teman sudah mengapresiasi dan mendoakan kita "Wah, calon orang hebat, ini!"
Walaupun nantinya kita merendah dengan berujar "Ahh, ini baru mulai, bro. But, semoga saja, ya!", tetap saja ada bahagia dan optimisme yang bertumbuh-tumbuh. Perlahan, kebahagiaan ini akan disertai dengan misi ingin menjadi lebih baik, dan lebih baik lagi.
Hal ini, secara pribadi saya rasakan baik dalam profesi mengajar maupun profesi sampingan belajar menulis di Kompasiana.
Saat mengajar, saya sering merakit metode-metode yang tidak biasa sehingga anak lebih fokus dan senang. Karena hal ini baru dan enak dilihat, akhirnya rekan-rekan guru mengapresiasi dan mendukung saya. Bahkan, saat saya mengajar mereka sering nimbrung untuk menyaksikan cara saya mengajar.
Begitu pula dengan kegiatan saya belajar nulis di Kompasiana. Saya tiada akan pernah menduga jika warga seisi Kompasiana begitu mudah mengapresiasi tulisan dengan bahasa yang baik, tulus dan positif.
Padahal, secara pribadi saya sangat sadar bahwa tulisan-tulisan yang saya hasilkan hanyalah artikel sederhana dan mendapatkan kriteria nilai "Cukup" saja. Namun,
terlepas dari itu yang penting tulisan yang saja sajikan bisa menginspirasi dan bermanfaat.
"Teman yang Menertawai Impian" Bisa Jadi Motivasi, Bisa Jadi Racun
Tiada masalah berteman dengan siapa saja. Bahkan, hidup ini akan begitu hampa tanpa kehadiran teman. Kadang kita butuh sesekali makan bersama, jalan-jalan bersama, kunjungan bersama, bermain bersama, hingga guyon bersama.