Percuma kiranya duduk di puncak jabatan hingganya hanya menambah kehinaan sang pemimpin. Misalnya jadi pemimpin di ladang usaha ilegal. Setelah ketahuan dan tertangkap, maka jabatan tadi tidak bisa melindungi sang pemimpin berikut dengan hartanya.
Terakhir, tidak hanya calon istri idaman, seorang laki-laki juga harus memantaskan dirinya. Dia adalah sosok yang taat apa belum? Sosok yang bertanggung jawab apa bukan? Sosok yang bisa membawa keluarga ke jalan yang benar atau belum? Serta kriteria bernama kebaikan yang lain.
Begitu pula dengan pemimpin yang telah meraih jabatan idaman, juga harus memantaskan dirinya. Dia bisa jadi Role Model atau belum? Mampu menuntun instansi ke arah berkemajuan apa tidak? Jujur, amanah, bisa menyampaikan, cerdas atau masih meraba-raba? Serta kriteria pemimpin idaman lainnya.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H