Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Soal Pesta Pernikahan, Milenial Lebih Khawatir Tidak Dapat Teman Kondangan daripada Isi Amplop

12 Januari 2020   21:36 Diperbarui: 12 Januari 2020   21:32 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda dengan mereka yang sudah berkeluarga, milenial malah lebih khawatir dengan teman kondangan daripada isi amplop. Terang saja, secara perasaan milenial keburu gengsi datang sendiri ke pesta pernikahan. Beda dengan orang-orang tua yang dengan PD-nya datang sendiri.

Bahkan, ada beberapa milenial yang hanya datang sebentar ke pesta pernikahan. Datang, isi absensi buku tamu, masukan amplop lalu pergi. Ucapan selamat? Jangankan ucapan, makan pun tidak. Apa enaknya makan tanpa ada teman kondangan.

Yang datang sendiri pun sudah termasuk hebat dan tahan malu. Malahan, ada yang hanya titip amplop dengan teman lain karena memang sudah tidak dapat lagi teman kondangan.

Teman kuliah mau diajak, kadang sibuk dengan tugas. Teman kerja mau diajak, kadang sudah ada pasangan dan pacar. Kenalan baru mau diajak, nanti malah tersebar fitnah dapat pacar baru. Ya, mau bagaimana lagi.

Kalau kasusnya memang sudah pelik seperti ini, solusi terbaik bagi milenial adalah mencari teman-teman sejawat yang juga belum menikah dan belum punya pasangan. Bukan sekadar untuk diajak berpasangan, melainkan agar bisa pergi kondangan berbarengan.

Jika teman-teman sejawat pada sibuk semua, maka solusi kedua ada berbarengan dengan rekan kerja. Hal ini lebih aman, dan milenial pun akan terbebas dari praduga yang absurd. Rekan-rekan kerja biasanya berangkat kondangan dengan membawa nama instansi, dan pastinya dalam rombongan yang besar. Milenial tinggal nimbrung di sana.

Dan, jika memang kedua solusi ini tidak mendukung maka solusi terakhir adalah datang bersama keluarga. Entah itu dengan adik, dengan kakak, atau bahkan dengan ayah/ibu tetap bisa menjadi opsi yang menenangkan.

Atau, ketiga solusi ini tidak kunjung berbuah? Ya, mau bagaimana lagi. Kenyanglah makan sate di pesta pernikahan daripada makan gengsi. Tetap datang saja kali, ya?

Terang saja, kesimpulan terbaik pernikahan adalah tentang "sah", bukan "wah". Begitu pula tentang undangan pesta. Bukan tentang tebal "amplop", tapi tentang "kehadiran". Hadirnya seorang sahabat akan menimbulkan kebahagiaan yang bertumbuh bagi mereka yang sudah berjodoh.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun