Bagi Milenial, Isi Amplop Bukanlah Masalah
Karena kebahagiaan yang menggebu, tidak jarang milenial begitu baik dalam hal memberi hadiah. Terlebih lagi jika itu adalah teman sejak SD, sahabat ketemu besar, hingga atasan kerja, pasti hadiahnya banyak dan isi amplop lumayan besar.
Makanya tidak jarang jika sahabat atau teman lama yang request hadiah:
"Zy, kalau ayuk nikah nanti kadonya kompor gas ya!"
"Zy, datang ya tanggal segini. Jangan lupa kado ayuk kulkas, yang kecil aja. Hehehe"
Hehehe..... Whattttt? Memang begitu hebatnya punya teman dan sahabat yang baik ya, hingganya bisa request hadiah.
Tapi, jika demi sahabat maupun orang penting dalam hidup agaknya hadiah bukanlah soal. Berapapun isi amplopnya nanti akan berbalik. Makin banyak isi amplop, makin besar beban si dia untuk bertandang ke pernikahan kita. Selama belum pindah negara tapi, ya! Hohoho
Memang lagi-lagi mesti menyesuaikan dengan isi kantong, tidak terpungkiri. Jika hari ini mampunya hanya selembar biru, apa mau dikata. Atau, jika hanya kado berisikan alat pecah-belah, bingkai foto, maupun selimut juga bukanlah soal.
Toh, si sahabat tadi lebih bahagia jika orang-orang yang ia undang datang. Dan mungkin, begitu juga nanti dengan harapan para milenial yang belum menikah.
Milenial Lebih Khawatir Jika Tidak Punya Teman Kondangan
Bagi orang-orang yang sudah berkeluarga, saat undangan pernikahan tiba agaknya mereka hanya tinggal membulatkan tanggal di kalender. Tanggal ini nikahan si A, tanggal itu nikahan si B.
Pikiran yang datang kemudian dan mungkin jadi kekhawatiran mereka hanyalah tentang bagaimana caranya menyisihkan uang untuk beli ayam, beli beras, maupun beli kelapa. Jikapun dirasa kondisi keuangan sedang surut, barangkali amplop saja sudah cukup.
Mereka juga tidak khawatir tentang siapa yang akan menemani kondangan. Jauh-jauh hari suami sudah ingatkan isteri, begitu pula sebaliknya. Atau jika memang kepepet, maka salah satu dari mereka bisa berangkat bersama dengan tetangga atau kerabat lain yang juga diundang.