Punya kesulitan untuk memulai sesuatu yang baik?
Sebagian orang mungkin punya masalah untuk memulai sesuatu yang baik. Entah itu soal kebiasaan berlisan baik, bersikap baik, maupun soal peningkatan kualitas ibadah rasanya masih berujung pada keluh "Ah, nanti saja" dan "Tuh, orang lain saja seperti itu, kok!"
"Ah, nanti saja" dijadikan biang alasan dengan pengakuan bahwa diri ini masih muda, masih bebas, dan masih bisa terus berkembang. Awalnya benar, bahkan tanpa sanggahan. Tapi, bukankah kematian tidak kenal dengan yang namanya tua muda, kebebasan, serta urung berkembang?
Ujungnya, sanggahan-sanggahan tadi malah menuntut balik agar segera memulai sesuatu yang baik. Sudah siapkah? Mau tidak mau, paksa sedikit tidak apa-apa kali ya.
Kemudian soal "Tuh, orang lain saja seperti itu, kok!" sebenarnya ingin diberi umpan balik bahwa yang punya hidup siapa, yang menjalani siapa, dan yang mengurusi hidup siapa. Titik muaranya pasti diri sendiri. Lalu, mengapa harus berkaca pada orang lain?
Jika bertemu dengan teman yang sering berkaca dari orang lain atas perbuatan unfaedah yang ia kerjakan dan dijawab demikian, agaknya teman itu akan terdiam tanpa kata. Uppss, perenungan untuk segera memulai sesuatu yang baik.
Namun, pada perjalanannya ternyata orang yang sudah baik malah menghadapi ujian istiqomah (istikamah=KBBI) alias teguh pendirian untuk terus berkebaikan. Mungkin kemarin ia belum terbiasa, dan sifat-sifat buruk lama masih melekat sebagai kuman yang tidak hilang dengan sekali mandi.
Semisal, mau datang ke tempat kerja tepat waktu sekali dua kali tentu bisa. Tapi untuk selalu tepat waktu, mulai ada keberatan. Sesekali telat, sesekali pula alasan yang digumam. Alasannya menjemput anak, semalam begadang, di samping rumah sedang pesta, hingga kurang tidur gara-gara nonton bola.
Rekan kerja kiranya bisa menerima alasan apapun itu, ya walau nantinya mereka kembali berkeluh dalam gumam.
Hal lain juga demikian. Mau buat tugas sekolah tepat waktu, jadi tertunda karena deadline masih jauh. Mau ibadah juga, kadang lebih kuat bangun dini hari untuk sekadar nonton bola daripada bangun pagi untuk ibadah. Upps
Teguh Pendirian Memang Berat