Waktu itu, topik pilihannya berkategori ekonomi sedangkan saya kurang begitu suka dengan ekonomi. Tapi, karena mau mengejar reward tadi saya memaksakan diri untuk menulis tentang ekonomi. Sesekali saya menulis tentang edukasi, serta topik pilihan yang ditawarkan oleh Kompasiana.
Sejalan waktu, saya malah pusing sendiri membaca topik pilihan, kok makin tidak sesuai dengan selera saya ya? Walau demikian, tetap saja saya menulis "semampunya". Hebatnya, dalam bulan Juli, tulisan saya tentang ekonomi tidak ada satupun yang diganjar headline. Hahaha
Memasuki bulan Agustus, ternyata saya sudah diganjar K-Rewards. Senangnya oh senangnya. Menulis tetap berlanjut namun saya mulai bosan dengan topik, terang saja itu bukanlah wilayah berpikir saya. Hmmm.
Sampai bulan September, saya tetap menulis sesuai topik yang ditawarkan oleh Kompasiana. Sesekali saya menulis tentang edukasi, humaniora, dan gaya hidup. Sesekali menulis, sesekali pula saya nyaman dalam mengasah kata.
Bulan Oktober 2019, saya baru sadar bahwa saya cocoknya nulis tentang edukasi, humaniora serta gaya hidup. Terang saja, kehidupan saya dekat dengan tema-tema ini. Bahkan, kegelisahan, pengalaman dan judul lebih banyak didapat dari topik-topik ini. Walau sesekali nulis tentang bola, tapi itu tentang Inter Milan saja, Hahaha
Kadang, setiap pergi mengajar beberapa kali saya temui judul di jalan. Wajar mungkin, karena jarak tempuh ke SD dari rumah adalah 58 KM. Sejauh perjalanan, tidak mungkin saya ngosong. Sesekali berpikir tentang Kompasiana di jalan dan merenung, lalu dapatlah bahasan. Sontak saja, saya langsung berhenti dan mencatatnya di Notes Smartphone, biar tidak hilang.
Jujur saja, saya agak gelisah jika sudah sehari tidak mengirimkan tulisan, walau kadang-kadang saat buka laptop ide itu sering lenyap. Faktor kesibukan menjadi alasan yang tak terelakkan, meski semua orang sibuk, sih.
Kalau sudah ada rasa-rasa sibuk, saya sering membawa laptop dan menulis di sekolah saat jam mengajar lagi kosong. Tapi, di sana tidak ada sinyal hingga awal-awalnya pikiran ini terbelenggu. Terang saja, jika buntu judul inginnya menulis tentang tema-tema yang sedang hangat di Medsos.
Sayangnya, tema-tema terbaru ini tidak bisa saya akses di sekolah. Di sana, jangankan sinyal data, sinyal seluler saja susah.
Akhirnya, saya berusaha untuk keluar dari ketergantungan Media Online dan mencoba untuk menulis sesuai bayang dan rasa. Hasilnya? Malah banyak ide yang bertemakan edukasi di SD. Bahkan, muncul juga ide-ide lain seperti gaya hidup. Tentang Indekos juga, semua idenya saya dapatkan saat merenung di SD.
Setelah berkali-kali merasakan, ternyata menulis tanpa sinyal itu lebih nyaman dan fokus. Pikiran dan khayalan bisa berlari sepuas dan sesukanya. Walaupun waktu kosong yang tersedia di sekolah kadang tidak sampai 1 jam, tetap ada kesempatan untuk menuangkan ide.