Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bayar Sewa Indekos, Mendingan Bulanan atau Tahunan?

26 Desember 2019   07:39 Diperbarui: 28 Desember 2019   14:46 1811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bayar kos. (Dokumentasi Pribadi)

Bayangkan saja jika seorang anak kos selama ini sudah bawa kasur, kompor gas, dispenser, lemari pakaian, bahkan kulkas. Bagaimana mau pindah, atau mau dilelang dulu ya barang yang berat-berat! Huuufh

Di sisi lain, ketentuan bayar sewa kos kadang datang dari pemilik kos dan itu sudah baku. Kenyataan yang terjadi adalah belum tentu dengan keluarnya penghuni kos lama akan datang penghuni kos baru dalam waktu dekat.

Bahkan, ada pula pemilik kos yang rela memberikan diskon besar-besaran kepada anak-anak kosnya yang bisa mendatangkan penghuni kos baru. Wah, kesempatan ini!

Selain itu, dengan membayar sewa kos per tahun pikiran tidak akan terbebani tiap bulan. Waktu satu tahun lumayan lama dan penghuni kos juga relatif jarang dihampiri pemilik kos. Bisa jadi pemilik kos malah tambah suka jika anak kos bayarnya tahunan.

Contohnya, adik saya yang saat ini indekos di Bengkulu untuk melanjutkan kuliah. Ia bayar kos per tahun dan baru-baru ini dapat hadiah meja gratis dari Ibu pemilik kos. Awal-awal ngekos ia sudah dapat kasur dan beberapa kali makanan enak berdatangan.

Sepertinya Ibu kos memang begitu baik. Bagaimana jika bayarnya langsung 5 tahun, jangan-jangan diberi hadiah televisi? Hohoho

Seiring sejalan, para penghuni kos yang sudah bayar sewa tahunan pasti akan menghadapi masa-masa galau. Ya, jika libur kerja atau sekolah lebih dari satu bulan rasanya ada kerugian tersendiri untuk meninggalkan kos. Mau lama bermalam di kampung dan kos dibiarkan kosong, kita sudah bayar. Sebaliknya, tidak enak pula jika menghabiskan waktu libur di kosan saja.

Lebih dari itu, rasa suntuk juga akan datang saat anak kos sudah punya niat pindah. Terlebih lagi jika baru ngekos dalam hitungan beberapa bulan sudah berkoar tidak betah atau ada konflik internal dengan orang-orang di kosan. Mau pindah, sebenarnya boleh saja. Tapi, pemilik kos untung banyak, kan? Hmmm.

Lagi-lagi penghuni kos harus jaga sikap, sabar, kuat hati, dan kuat diri. Biar bagaimanapun keadaannya, pekerjaan harus jalan. Biar serumit apapun kondisi kos, sekolah harus tetap jalan. Ini adalah bentuk tanggung jawab diri. Sederhananya, kenapa kemarin begitu ingin merantau dan ngekos?

Pertanyaan ini harus senantiasa direnungkan saat anak kos merasa suntuk dan bosan. Bukan semata-mata tentang keinginan memilih sewa kos bulanan maupun tahunan, melainkan tentang kelanjutan hidup di tanah rantau.

Memang tidak terpungkiri saat tertimpa masalah atau konflik di kos akan ada pikiran "jika cocok lanjut, jika bosan pindah. Ribet amat!". kedengarannya tidak ribet memang, tapi saat dilalui bukannya akan tambah ribet?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun