Bayar Sewa Indekos Bulanan
Tidak sedikit anak-anak rantau memilih opsi indekos yang menerapkan bayaran sewa bulanan. Kebanyakan dari mereka adalah para mahasiswa tingkat akhir serta para pekerja yang suka pindah-pindah kos.
Kadang, ada beberapa dari mereka yang pindah kos setiap 3 bulan sekali. Macam-macam hal yang menyebabkan mereka tidak betah. Entah itu soal air yang sering mati, listrik yang berdaya rendah, akses jajan yang jauh, konflik dengan tetangga sebelah kos, hingga kedatangan penghuni kos baru yang ternyata itu adalah mantan. Upps!
Terang saja, tidak semua ungkapan pemilik kos akan sesuai dengan kenyataan di hari selanjutnya. Awalnya pada bulan pertama pemilik kos berjanji biaya kos beserta listriknya sebegini, tapi ternyata di bulan berikutnya malah naik sebegitu. Ya, mendingan pindah saja!
Bagi mahasiwa semester akhir, ternyata biaya sewa indekos bulanan lebih irit dibandingkan harus bayar tahunan. Karena gelarnya semester akhir, biasanya banyak hari-hari libur yang di isi untuk cari referensi skripsi atau pulang kampung. Atau, jangan-jangan lebih banyak tidur di rumah teman daripada di kos sendiri? Bisa jadi.
Anggap saja biaya per bulannya Rp 300.000 x 1 tahun = Rp 3.600.000, ini jika full ngekos tanpa ada libur. Tapi, jika ia seorang mahasiswa maka minimal ada waktu libur 2-4 bulan dalam satu tahun. Kan lumayan untuk beli siomay! Hihihi
Walau demikian, anak-anak rantau yang bayar sewa indekos bulanan tidak selalu enak dan menyenangkan. Jujur saja, hari-hari dalam satu bulan berlalunya sangat cepat, bergantinya sangat singkat hingga kadang lupa hari ini sudah tanggal berapa.
Lah? Sudah tanggal 26 saja, berarti harus segera bayar sewa, kan? Eh, beruntung pemilik kosnya baik, jadi bayarnya bisa dirapel 2 atau 3 bulan sekali. Hohoho. Bahagianya anak rantau yang punya pemilik kos seperti itu. Nikmat apa lagi yang mau didustakan! Hihihi
Atau Bayar Sewa Tahunan Saja?
Ada orang yang mudah bosan, namun ada pula orang yang mudah cocok, termasuk dalam hal indekos. Jika persepsi awal tentang kos itu sepertinya nyaman, tempatnya strategis, air lancar, sinyal kuat, ada WIFI, hingga dekat dengan warung makan, maka mengapa tidak?
Jangankan bagi para perantau yang sudah bekerja, mereka yang masih sekolah saja mau bayar sewa tahunan. Terang saja, persoalan pindah kos tidak selalu indah seperti kelihatannya. Pindah-memindah barang adalah hal yang melelahkan. Butuh tenaga, butuh bantuan orang lain, dan juga butuh dana.