Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Catat, Ini 3 Kemampuan Awal Bela Negara yang Harus Dimiliki oleh ASN

19 Desember 2019   22:57 Diperbarui: 19 Desember 2019   23:15 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis saat mengikuti pembekalan kesiapsiagaan bela negara di LPMP Bengkulu, November 2019. (Dokpri)

Berbicara tentang bela negara, saya langsung terngiang dengan masa-masa Pelatihan Dasar (LATSAR) CPNS 2019 bulan November kemarin. Di sana kami diberikan materi hingga 14 modul yang mesti dikunyah dalam waktu 3 minggu.

Ada materi wawasan kebangsaan, nasionalisme, komitmen mutu, akuntabilitas, pelayanan publik, dan yang paling tebal adalah modul kesiapsiagaan bela negara. Tidak kurang, ada lebih dari 270 lembar materi tentang bela negara. Wooow, sungguh menakjubkan.

Ini menandakan bahwa kewajiban bela negara bukan bagi mereka yang berada di garda terdepan negeri ini saja, melainkan juga kewajiban bagi kita semua. Bukan hanya mereka yang selama ini telah menjadi pelayan publik, melainkan juga publik itu sendiri.

Memang benar jika hari ini kita sudah beda zaman. Tidak sejalan lagi jika kita melulu membahas tentang bambu runcing serta simbahan darah merah yang berada di ujung lancipnya. Begitu pula dengan perkara masa lampau seperti gerilya untuk membasmi para penjajah.

Syafruddin Prawiranegara bersama Ir. Soekano. (merahputih.com)
Syafruddin Prawiranegara bersama Ir. Soekano. (merahputih.com)

Namun, kita tetap tidak boleh melupakan sosok Mr. Syafruddin Prawiranegara yang dulu dipercaya oleh Presiden Soekarno untuk memimpin Indonesia di masa genting. Waktu itu Belanda berusaha menggagalkan kemerdekaan negara kita dengan berusaha menangkap Presiden Soekarno dan wakilnya.

Sebelum itu, Presiden Soekarno sempat memberikan mandat kepada Mr. Syafruddin untuk tetap menjaga negeri ini dengan membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), tepatnya pada 19 Desember 1948 sekaligus menjadi tanggal diperingatinya Hari Bela Negara.

Hari ini tepatnya 19 Desember 2019, berarti sudah 71 tahun kita melewati masa itu. Walau sudah berdiri dan berlari di era milenial, kita tetap punya tugas untuk berbela negara.

Menurut Wakil Ketua MPR-RI Wahid Nur Hidayat tugas kita sekarang simpel saja, yaitu mengubah energi perlawanan dan jihad melawan penjajahan menjadi etos kerja untuk membangun bangsa secara paripurna demi terwujudnya keadilan sosial-ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sederhana memang, karena kita hanya diminta untuk mengubah energi malas, lelah, letih, lunglai, lesu, buntu ilmu, serta berpikir dangkal menjadi etos kerja untuk membangun bangsa.

Dari sini kita mesti berangkat dari hal-hal yang sederhana pula, minimal dengan menguasai kemampuan awal bela negara. Terlebih lagi untuk ASN, 3 kemampuan awal ini harus ditanamkan baik-baik agar bisa diaktualisasikan dalam kehidupan masyarakat sesui peran dan profesinya.

Lalu, apa saja 3 kemampuan awal itu? Mari kita simak dan renungkan bersama.

1. Kesiapsiagaan Kesehatan Jasmani dan Mental

Seorang ASN mesti sehat baik secara jasmani dan mental. Kesehatan jasmani bisa didorong dan dibiasakan melalui berbagai aktivitas fisik. Makin tinggi dan teratur aktivitas fisik, maka makin sehatlah organ tubuh kita. Begitu pula sebaliknya.

Maka dari itu, kita jangan terbuai bahkan kecanduan dengan teknologi kekinian seperti lift, komputer, motor, pesawat, serta android. Kecanduan akan teknologi bisa buat diri ini lalai dan menurunkan aktivitas fisik. Akhirnya, cepat lelah dan mudah sakit.

Teknologi maju, kita harus tetap maju dalam beraktivitas fisik. Mulai saja dari hal-hal sederhana seperti mencucikan baju istri/suami dengan tangan sendiri, menyapu, jalan kaki, mengecat rumah, berkebun, hingga menyetrika. Sederhana, namun menyehatkan.

Selain itu, kesehatan mental pula mesti diperhatikan. Sehat fisik namun sakit mental, bahaya juga. Sehat badan tapi mudah stres dan cenderung emosional, tidak baik juga.

Mental berkaitan dengan dinamika pikiran dan emosi manusia. Keduanya harus berjalan bersama-sama untuk menghasilkan rasa dan asa yang positif. Hal ini merujuk kepada kemampuan untuk mengendalikan diri, terutama dalam menanggapi berbagai situasi dan keadaan yang tidak terduga.

Kurang sigapnya mental akan mengakibatkan perasaan terganggu, pikiran miring, perilaku menyimpang, dan perlahan akan ikut menganggu kesehatan jasmani. Jadi, jasmani harus sehat, dan harus memiliki kecerdasan emosional.

2. Etika, Etiket, dan Moral

Selain sehat jasmani dan mental, ASN mesti memiliki etika, etiket, dan moral yang menenangkan. Ilmu tentang baik dan buruk (etika) harus dibekali, sopan santun dan tata krama (etiket) harus jadi kebiasaan, budi pekerti luhur dan akhlak (moral) harus jadi cermin diri.

Percuma nanti ASN mengaku sebagai pelayan publik jika mereka tak punya etiket dalam berbicara, duduk, bersalaman, berbusana, berdiri, berjalan, maupun sikap-sikap lainnya. Siapa yang akan menghargai?

ASN punya ideologi Pancasila, kode etik profesi, serta nilai-nilai agama/masyarakat yang luhur. Sudah saatnya ASN menjadi panutan dan teladan. Sudah saatnya ASN benar-benar bisa melayani publik, dan menyederhanakan birokrasi.

Bantulah pemerintah dalam mewujudkan cita-cita bangsa, buktikan kewibawaan melalui apiknya kinerja, dan hindari diri dari perbuatan tercela. Etika, etiket, dan moral adalah bekalnya. Jangan hanya dimakan lalu dimuntahkan, tapi juga dicerna dan dialirkan sehingga bermaslahat bagi masyarakat.

3. Local Wisdom

Terakhir, ada kearifan lokal (local Wisdom). Kearifan lokal mengarah pada identitas atau kepribadian budaya suatu bangsa, baik itu berupa adat, norma, benda, rumah, tatanan masyarakat, serta gagasan atau ide-ide lainnya.

Kearifan lokal ibarat jati diri suatu bangsa, suatu daerah yang turun-temurun diwariskan. ASN mesti sadar betul tentang betapa urgennya kearifal lokal di daerah maupun negara kita Indonesia. Jangan mudah tergoda dengan budaya dan tren asing yang singgah. Jangan ditelan mentah-mentah lalu diamalkan hanya agar dianggap populer.

Kita begitu rindu dengan buku atlas untuk pelajar maupun umum yang disela-selanya ada gambar baju dan rumah adat setiap daerah. Begitu pula dengan lagu-lagu daerah, budaya daerah, adat-istiadat daerah, serta upacara-upacara daerah semuanya perlu terus diviralkan.

ASN punya lahan untuk senantiasa mem-viralkan kearifan lokal, dan pemerintah boleh ikut campur terutama untuk melindunginya dari kepunahan.

Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa perlu terus digaungkan dengan kesadaran, keihlasan, komitmen, serta ketegasan prinsip untuk selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan daripada kepentingan individu, kelompok, suku, ras, golongan, bahkan kerajaan.

Sejatinya, ketiga sikap/kemampuan awal bela negara ini harus dimiliki dan merekat kuat dalam diri kita, baik sebagai ASN maupun sebagai rakyat.  Jadikan ini sebagai karakter diri yang kemudian akan sama-sama kita jadikan karakter bangsa.

Sudah cukup kita dengar begitu banyak penyakit bangsa yang merampas hak rakyat serta membunuh kesejahteraan mereka. Bakar semua penyakit itu dengan antivirus bernama bela negara. Sadarkan, dan wujudkan kesetiaan terhadap NKRI.

Kita harus melangkah maju untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan negara. Kita buat, kita biasakan pranata nilai yang positif demi peningkatan kualitas kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara Indonesia. Salam

Dalam Suasana Hari Bela Negara ke-71. Curup, 19 Desember 2019

*Pustaka: Modul Kesiapsiagaan Bela Negara, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun