Dari sini kita mesti berangkat dari hal-hal yang sederhana pula, minimal dengan menguasai kemampuan awal bela negara. Terlebih lagi untuk ASN, 3 kemampuan awal ini harus ditanamkan baik-baik agar bisa diaktualisasikan dalam kehidupan masyarakat sesui peran dan profesinya.
Lalu, apa saja 3 kemampuan awal itu? Mari kita simak dan renungkan bersama.
1. Kesiapsiagaan Kesehatan Jasmani dan Mental
Seorang ASN mesti sehat baik secara jasmani dan mental. Kesehatan jasmani bisa didorong dan dibiasakan melalui berbagai aktivitas fisik. Makin tinggi dan teratur aktivitas fisik, maka makin sehatlah organ tubuh kita. Begitu pula sebaliknya.
Maka dari itu, kita jangan terbuai bahkan kecanduan dengan teknologi kekinian seperti lift, komputer, motor, pesawat, serta android. Kecanduan akan teknologi bisa buat diri ini lalai dan menurunkan aktivitas fisik. Akhirnya, cepat lelah dan mudah sakit.
Teknologi maju, kita harus tetap maju dalam beraktivitas fisik. Mulai saja dari hal-hal sederhana seperti mencucikan baju istri/suami dengan tangan sendiri, menyapu, jalan kaki, mengecat rumah, berkebun, hingga menyetrika. Sederhana, namun menyehatkan.
Selain itu, kesehatan mental pula mesti diperhatikan. Sehat fisik namun sakit mental, bahaya juga. Sehat badan tapi mudah stres dan cenderung emosional, tidak baik juga.
Mental berkaitan dengan dinamika pikiran dan emosi manusia. Keduanya harus berjalan bersama-sama untuk menghasilkan rasa dan asa yang positif. Hal ini merujuk kepada kemampuan untuk mengendalikan diri, terutama dalam menanggapi berbagai situasi dan keadaan yang tidak terduga.
Kurang sigapnya mental akan mengakibatkan perasaan terganggu, pikiran miring, perilaku menyimpang, dan perlahan akan ikut menganggu kesehatan jasmani. Jadi, jasmani harus sehat, dan harus memiliki kecerdasan emosional.
2. Etika, Etiket, dan Moral
Selain sehat jasmani dan mental, ASN mesti memiliki etika, etiket, dan moral yang menenangkan. Ilmu tentang baik dan buruk (etika) harus dibekali, sopan santun dan tata krama (etiket) harus jadi kebiasaan, budi pekerti luhur dan akhlak (moral) harus jadi cermin diri.