Semua pasti ada hikmahnya, yang maknanya mungkin tidak bisa ditangkap secara cepat oleh siswa. Guru sudah keduluan garang karena berdasarkan pengalaman-pengalaman di masa lalu, pasti akan terjadi apa-apa dengan siswa. Walaupun itu hanya tebakan, namun guru lebih baik mencegahnya.
Bisa jadi dari bergarah olokan nama orangtua, siswa akan menangis, berkelahi dan segera pulang ke rumah. Bayangkan saja jika siswa itu sekonyong-konyong pulang melewati pemukiman warga sambil tersedu, lalu guru mengejarnya dari belakang.
Alangkah merahnya, alangkah malunya guru terhadap warga. Namun, guru harus tetap mengejar supaya siswa tidak segera sampai ke rumahnya. Jika siswa sudah sampai di rumah dalam keadaan terisak, maka mau ditaruh ke mana lagi muka guru.
Bukan tidak mungkin akan ada kejadian sejenis di hari ini dan di sekolah manapun. Terang saja, siswa hari ini begitu liar dan sangat sensitif ketersinggungannya. Tidak di pelosok tidak di kota, agaknya sama saja.
Bisa kita bayangkan jika misalnya guru di sekolah terlalu demokratis bahkan permisif. Guru yang demokratis sebenarnya sangat bagus karena memberikan ruang yang luas bagi siswa untuk berkembang.
Komunikasi akan berjalan dua arah, dan siswa akan senantiasa terbuka dengan opini maupun keluh kesahnya. Tidak jarang, guru demokratis akan dinobatkan sebagai guru favorit di sekolah. Tapi jika terlalu demokratis?
Maka guru akan dipijak-pijak oleh siswa. Ada saja siswa yang menganggap guru sebagai teman sebaya hingganya hilang adab kepada guru. Ada pula siswa yang terlalu berlebihan berbicara dengan keras kepada gurunya, hingga lupa harus bertakzim kepada guru. Terlalu bebas, terlalu liar. Nantinya guru akan susah sendiri.
Lalu, jika gurunya permisif? Tambah bahaya. Siswa mau ini dibolehkan, mau itu disilahkan, terserah yang penting siswa bahagia, tidak ribut, dan tidak mengganggu guru. Hal ini lebih bahaya lagi!
Jarang ada siswa yang berpikir panjang dengan apa yang ia perbuat. Apa lagi baru siswa SD! Berlarian sana-sini dan bermain apa saja dengan kegirangan yang berlebihan, sekilas memang enak dipandang.Â
Tapi, bagi guru itu adalah kengerian. Jangan sampai nanti siswa jatuh dan terluka, berkelahi, hingga merusak fasilitas sekolah. Â Siapa yang akan tanggung jawab?
Sekolah Beruntung Punya Guru Garang