Bagi anak-anak, mungkin mereka sangat bernafsu untuk makan es krim dengan berbagai varian rasa. Bagi para pemuda yang mau nikah, agaknya mereka butuh permen dan sereal untuk melepas diri dari rokok. Dan bagi para gadis-gadis muda yang rawan gemuk, rasanya mereka selalu ingin mencicipi salad dressing.
Seringkali kebutuhan kita tercampur dengan keinginan dan nafsu yang terus memuncak. Misalnya seperti perokok yang mau berhenti dengan mengonsumsi begitu banyak permen dan sereal. Itu niatnya berhenti merokok atau malah balas dendam?
Candu rokok mungkin berhenti, tapi penyakit lain rasanya akan berdatangan. Ujung-ujungnya, sama seperti menambal ban depan namun bocor di belakang.
Gaya Hidup Menentukan Bagaimana Kita Menghargai Sehat
Kebiasaan menuruti nafsu dan selera secara berlebihan, lama-kelamaan akan menjadi gaya hidup yang susah untuk diceraikan. Memang benar, kita tidak bisa menolak fakta bahwa walaupun kita telah berusaha hidup sehat, suatu saat sakit tetap akan bertamu.
Namun, bukan berarti kita harus membuka baju agar kebasahan bukan? Salah satu solusi utama yang bisa ditinggikan adalah Sun Medical Platinum. Kita tidak selalu bisa melindungi diri sendiri dan berlari sendiri untuk sehat. Maka darinya kita perlu perawatan.
Sun Medical Platinum merupakan asuransi tambahan yang memberikan perlindungan kesehatan secara lengkap hingga usia 88 tahun. Ia menyediakan perawatan untuk efek samping kemoterapi dan terapi pendukung untuk pemulihan seperti terapi wicara serta terapi okupasi.
Ikut berpartisipasi dengan Sun Medical Platinum adalah salah satu sikap positif dalam menghargai kesehatan diri. Kita tidak tahu di hari esok akan terkena penyakit apa. Bisa saja kita sakit dan butuh pembiayaan yang tidak sedikit.
Entah itu karena gaya hidup buruk di masa lalu, sakit turunan, atau tertular dari orang lain tetap saja kita butuh persiapan. Perbaikan gaya hidup perlu, dan persiapan untuk pembiayaan saat sakit juga perlu. Inilah arti bahwa kita ingat dengan sakit, dan betapa mengerikannya sakit itu.
Ingatlah Betapa Tidak Enaknya Sakit
Sungguh, sakit itu tidak enak. Biarpun sekadar sakit gigi, namun rasanya tubuh ini sudah rusak sekaset. Tangan ini rasanya mau memukul-mukul dinding, kaki mau segera menendang sesuatu yang keras, dan lidah seakan mau mengusir gigi berikut dengan gusinya.