Mumpung sehat, makanlah sambal geprek sesukanya. Makanlah nasi dengan sederet lauk-pauk beserta seafood-nya. Tak cukup juga? Tambahlah dengan berbungkus-bungkus cemilan, kopi hitam dan beberapa bungkus rokok sebagai penyempurna di setiap harinya. Beberapa bulan kemudian...?
Bisa jadi kita pindah kamar dan menginap di rumah sakit (jangan sampai).
Sejujurnya, problematika sehat ini menjadikan kehidupan kita tumpang tindih. Ada hal-hal tidak biasa yang baik, namun sering kali kita abaikan. Saat sehat, prioritas hidup agaknya hanya bercerita tentang apa yang kita mau dan apa yang kita inginkan.
Berbeda jika sakit itu datang, cerita kita berubah hingga ratusan derajat. Semua kisah hanya berkutat tentang "apa yang dilarang", "apa yang tidak boleh", dan apa yang sebaiknya jangan". Lagi-lagi ini dilematis. Hidup sungguh tak enak jika semua hal yang enak terus dilarang. Bisa-bisa kita tambah sakit!
Padahal, tidak melulu semua yang enak dilarang bukan? Hanya saja sifatnya kondisional dan menjunjung tinggi asas kebutuhan. Sama halnya dengan memakai sepatu. Saat tidur, kita tak perlu memakai sepatu boot maupun pantofel.
Sekilas, sepatunya memang keren. Tapi apakah itu tidak menyakiti diri kita sendiri? Akhirnya, sepatu itu menjadi tidak keren karena situasi dan kondisinya yang tidak sesuai.
Bedakan Mana Nafsu, Mana Keinginan, dan Mana Kebutuhan
Jika kita sering berkendara, pandangan kita begitu luas. Apa lagi kita sedang bawa dompet yang berisikan berpuluh lembar uang, rasanya pandangan kita makin meluas bak antero langit biru. Haha.
Lirik kanan tampak bakso, lirik kiri tampak ayam geprek, lirik atas tampak gulali, dan lirik belakang tampak seblak ekstra pedas. Lalu kita harus bagaimana? Mau terpejam? Jangan, nanti nabrak warung nasi padang. Eh, makan lagi dong! Haha.
Banyak orang suka mengonsumsi es krim, selai, salad dressing, smoothies, sereal, permen, yoghurt, granula, soft drink, bahkan saus tomat tanpa sadar ada penyakit diabetes di belakangnya. Makanan ini begitu mudah memicu naiknya kadar gula darah, hingganya harus kita batasi.