Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

3 Mindset Guru Sekolah Pelosok Agar Tidak Ditinggalkan Nadiem Makarim

15 November 2019   11:24 Diperbarui: 15 November 2019   12:59 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak peduli di kota maupun di desa terpencil, adab dan akhlak tetap menjadi prioritas dalam berperilaku. Keduanya hanya bisa digapai dengan pembiasaan atau pengalaman, dan itu tidak bisa dicapai dengan kurikulum. Butuh sosok guru teladan yang memiliki mindset yang hebat.

Bukan Keluh, Tapi Berdayakan Semua yang Ada

Terus berkeluh karena kualitas pendidikan di Indonesia yang semakin senjang? Boleh-boleh saja. Tapi apakah keluhan kita atau para guru langsung dibalas layaknya chat whatsapp yang berconteng biru?

Bahkan walaupun tenggorokan ini berdarah karena teriakan keluh, belum tentu akan ada perubahan yang berarti. Untuk itulah kita tidak perlu terus-menerus berkeluh karena kekurangan, karena kesenjangan, ataupun perbedaan kualitas yang mencolok.

Seperti itulah sejatinya sekolah pelosok. Semakin guru berkeluh dengan keadaan, maka perlahan mereka akan semakin lupa dengan apa yang mereka miliki. Padahal, komitmen mutu tidak melulu tentang barang, media, dan sarana terkini.

Mutu bisa dicapai dengan memberdayakan semua yang ada secara efektif, efisien, kreatif, dan inovatif. Inovatif pun tidak melulu tentang membuat atau mendatangkan yang baru. Cukup amati, tiru dan modifikasi, maka jadilah ia sebuah inovasi.

Mindset seperti inilah yang mestinya selalu tertuang di benak para guru dan sekolah-sekolah pelosok. Jika memang kekurangan personil, maka siswa bisa diberdayakan untuk menggenjot pendidikan yang berkemajuan. Jika masih kurang juga? Boleh ajak masyarakat sekitar.

Akhirnya, gedung sekolah bisa saja punah, tapi tidak dengan mindset guru. Ini tidak bisa dibolak-balik, karena jika mindset yang punah maka habislah gedung sekolah, para guru, berikut dengan siswa-siswinya.

Kita tidak mau ditinggalkan oleh Nadiem Makarim. Kita harus mengejar kemajuan bersamanya. Jika ia mau maju dengan teknologi dan digitalisasi, maka kita harus ikut maju bersama mindset yang keren dan berkemajuan.

Suatu saat, kita pasti merindukan masa di mana kita bisa sama-sama menjadi lokomotif dan berjalan beriringan di garda terdepan pendidikan Indonesia.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun