Untuk itulah kita perlu mengubah kebiasaan dalam hidup. Walaupun perubahan itu sederhana seperti mengubah posisi tempat tidur, meja kerja, meja belajar, ataupun membolak-balik jadwal harian, tetap akan berpengaruh dengan mood dan inisiatif kita.
Semakin kita bisa mengubah atau menambah kebiasaan untuk lebih baik, maka semakin besar peluang yang akan kita dapatkan, begitupun sebaliknya. Pemikiran "kalau ada orang lain, kenapa harus aku?" harus segera diubah menjadi "kalo orang bisa, kenapa aku tidak bisa?"
Kerja Keras
Tidak menolak fakta bahwa orang-orang yang sukses di masa depan adalah orang yang bekerja lebih keras. Meski demikian, kerja keras harus didukung dengan kerja cerdas dan kepandaian memanfaatkan peluang.
"Apakah orang yang selalu datang tepat waktu sudah bekerja keras?"
"Apakah orang yang menjalankan kerja sesuai rencana sudah bekerja keras?"
Jawabannya adalah belum. Orang yang bekerja keras, porsi rencana kerjanya lebih banyak, kemudian selalu datang lebih awal daripada orang lain. Mereka sungguh spesial, hingga hasil yang didapatkan lebih dari orang lain.
Namun, kerja keras bukan berarti harus melulu banting tulang. Di dalam pekerjaan itu harus sudah ada tujuan yang jelas, terukur dalam akal, dan jelas waktu ketercapaiannya.Â
Kejelasan ini adalah untuk mencapai unique selling point yang membedakan pekerja keras satu dan lainnya.
Inilah dua pilihan yang harus kita tempuh dalam hidup. Jika ingin berubah dan bertransformasi, maka kita harus berusaha keras, bersusah payah untuk menempuhnya. Kecuali jika kita ingin segera punah dan tergantikan oleh orang-orang yang siap.
Tidak ada yang mudah untuk dicapai, dan proses pencapaian tidak ada yang nyaman untuk dijalani. Jika hanya berkisar tentang nyaman, maka kapan kita akan menjadi tangguh?
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H