Namanya juga tulis tangan dan tidak boleh ada coretan. Jadi, sangat jarang dari mereka yang bisa menulis satu kali tanpa kesalahan. Darinya, ada yang sampai 4 kali ulang, bahkan 7 kali ulang, bahkan ada yang berulang-ulang selalu salah. Akhirnya ia tidak jadi mendaftar hari itu dan ingin menulis surat lamaran di rumah saja. Haha.
Setelah pendaftaran selesai, mulailah setiap pelanggan mengusik kantong baju saya. Saya pun tak menentukan tarifnya, karena memang niat awalnya hanya untuk membantu. Mereka saja yang hitung-hitungan.
Katanya, scan dokumen di luar mahal, per lembarnya bisa sampai Rp 3000, belum editing, belum lagi resize dokumen. Bahasa mereka ya sekadar untuk beli kuota. Kalo katanya Dodit Mulyanto, "Ya, saya terima". Haha.
Karena banyaknya pengguna jasa, tidur saya pun terganggu. Siang malam terus berteman dengan laptop dan printer saja. Beruntungnya, tugas mengajar di SMP waktu itu tidak terganggu hingga saya bisa segera mengerjakan job baru ini.
Bahkan, karena sibuknya saya sebagai petugas Jastip tes CPNS ini, bibi saya sampai berkata dengan ibu bahwa saya terlalu sibuk mengurus orang lain, hingga pendaftaran saya sendiri saja tidak terurus.
Celetukan yang agaknya sindiran keras itu segera saya jelaskan dengan lembut bahwa saya sudah mendaftar duluan dan semua berjalan lancar. Saya pula menegaskan bahwa tidak ada yang menjamin saya akan lulus tes nantinya. Karena sejatinya itu adalah rezeki, dan hanya Tuhan yang mengaturnya.
Tercatat, lebih dari 70-an orang yang Jastip dengan saya, dan semuanya lolos seleksi administrasi. Bahkan beberapa darinya banyak pula yang lolos tes dan jadi PNS hari ini. Saya pun begitu lega, dan tentunya ikut bahagia.
Menolong orang lain selalu lebih indah dari pada mendapat pertolongan. Apalagi itu soal jasa. Amanah harus dijunjung tinggi karena resiko berkhianat itu selalu ada. Balas jasa? Upah?
Agaknya, berapapun nilainya, semua sudah teratur dengan sendirinya, sesuai dengan kinerja. Tapi perlu ditegaskan bahwa semakin kita bersyukur, maka nikmat akan tertambahkan.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H