Bukannya menjernihkan persoalan ataupun menutup aib-aib bintang tamu, para host marah merobek aib-aib artis hingga emosi mereka tak tertahankan.
Lihat saja bagaimana respon Nikita Mirzani yang beberapa waktu lalu blak-blakan mengungkapkan kekesalannya kepada Barbie Kumalasari karena dianggap menelantarkan anak. Ini jelas soal kehidupan pribadi, dan jelas pula tak perlu diungkapkan.
Hebatnya, acara Pagi-Pagi Pasti Happy memiliki banyak kembaran yang sama-sama membahas gosip seperti Rumpi dan Brownies. Jika tidak segera ditindak tegas, maka tayangan televisi hanya akan menambah dosa-dosa penontonnya. KPI mestinya sadar akan hal itu.
KPI Sehatlah, Berbenahlah
Tidak ada kata terlambat untuk melakukan perbaikan, dan tidak ada kata terlambat untuk kembali sehat. Walaupun sanksi P3H ini hanya berlaku sementara, namun banyak pula netizen yang mengapresiasi kinerja KPI yang agaknya sudah mulai sehat.
Sejak postingan pemberhentian P3H ini dimuat dalam laman Instagram resminya KPI, banyak pula netizen yang mengatakan bahwa KPI mulai menunjukkan ketegasan. Meski demikian, kita tetap berharap agar tayangan-tayangan seperti ini segera diberhentikan selamanya dan dihapuskan secara total.
Jikapun nantinya KPI kembali berdalih bahwa mereka tak bisa menghentikan sebuah tayangan secara total, toh mereka masih punya opsi memberikan rekomendasi kepada pihak penyiar untuk segera memberhentikan tayangan. Tapi tetap jangan ada kulit pisang busuk di dalamnya.
Sungguh, tayangan-tayangan yang meninggikan gosip tidak bisa sama sekali dianggap remah. Perlu ditegaskan bahwa gosip, umpatan, hingga perseteruan sejatinya sudah melanggar norma-norma kesopanan dan kesusilaan.
P3SPS KPI semestinya bisa menjadi acuan tegas bagi channel-channel televisi untuk membuat tayangan siaran yang berkualitas. Untuk menghasilkan tayangan yang berkualitas, tak perlulah ditambah dengan bumbu-bumbu perseteruan, umpatan, perkelahian, hingga teriakan-teriakan privasi.
Berkali-kali kita ulangi bahwa para penikmat televisi sejatinya bukanlah bosan menonton, melainkan sudah muak dan takut bertambah dosanya. Penonton yang meninggalkan tayangan-tayangan unfaedah sudah sangat paham betapa merusaknya tontonan itu, terutama bagi anak-anak.
Akan sangat berbahaya jika adegan-adegan negatif seperti itu yang selalu tertonton oleh anak. Semakin sering mereka melihat tayangan-tayangan seperti ini, semakin kuat pula anggapan mereka bahwa tayangan seperti itu "sudah biasa" di dunia nyata.