Mirisnya, kepercayaan ini menimbulkan ketakutan yang nyata bagi anak-anak KKN. Sebagian mungkin memang ada yang tidak takut dan menganggapnya tabu. Tapi, sebagian yang lain masih takut dan lebih memilih mengajukan pindah desa, agar menjamin keamanan hidup mereka. Pindah lokasi KKN, memang bukanlah masalah.
Masalah biasanya datang dari anak-anak KKN yang sudah tidak percaya dengan mistis dan mitos. Beberapa kali, mereka yang menganggap itu tabu bersikap kelewatan alias takabur. Ini sungguh berbahaya, apalagi dimasyarakat desa. Bahayanya bukan dari tabu itu, melainkan sakit hati dari masyarakat terhadap sikap yang kelewatan tadi.
Dari sinilah akan muncul kesenjangan antara masyarakat desa dan anak KKN. Kesan pertama yang awalnya baik, akan terhapus hanya karena sikap takabur. Ironisnya, inilah awal dari kejadian-kejadian janggal di desa.
Jaga Sikap
Hal tabu sesungguhnya adalah sesuatu yang tak terelakkan di masyarakat pedesaan. Lain desa, lain pula kepercayaan, karena mereka memiliki legenda dan cerita rakyatnya masing-masing. Entah itu nyata, entah tidak, kita tetap harus menghormatinya. Menghormati bukan berarti kita percaya lalu kita takut. Menghormatinya, adalah dengan menjaga sikap kita.
Walaupun kita tidak percaya, jangan sampai kita menyakiti hati masyarakat dengan menuduh mereka salah dan kuno secara keras. Pemahaman tabu seperti ini memang harus dilepaskan. Namun caranya harus benar, jangan sampai terlalu menyinggung "area sensitif" kepercayaan mereka secara langsung.
Untuk mengubahnya, harus dilakukan secara perlahan, dan itu butuh pendekatan, yang harus disesuaikan dengan kualitas pemahaman masyarakat desa.
Ending-nya, anak KKN tetap bisa bebas menginspirasi di desa. Anak KKN tetap bisa memperbaiki kualitas SDM dan SDA di desa. Dan Anak KKN tetap bisa memotivasi anak-anak bangsa di desa. Hanya saja, sikapnya harus benar dan bijak, agar kesan yang tertinggal adalah baik, bukan malah meninggalkan bekas luka di hati masyarakat.
Dan sungguh, KKN di desa itu tidaklah menakutkan. KKN di desa sangat menyenangkan, dan meninggalkan kenangan yang sulit untuk dilupakan.
Salam.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI