Sejak kecil, kita tentu mempunyai cita-cita tinggi untuk bisa menjadi orang terpandang, sejahtera, serta di akui. Dengan mendapat predikat terpandang dan di akui, kita seakan bisa mengatur dunia ini sesuai dengan keinginan kita. Terang saja, tekanan-tekanan dunia itu sungguh tidak enak dan menyakitkan. Jika ada opsi terbaik, maka kita akan memilih untuk pergi meninggalkan tekanan dunia.
Kita tentu mau hidup bahagia di dunia. Kita bekerja mati-matian dan menghasilkan banyak uang, tujuannya adalah untuk kesejahteraan diri dan keluarga. Dan juga jangan lupa dengan posisi "terbaik" dalam jabatan, pasti di inginkan banyak orang. Kenapa? Tentu saja karena tidak mau melulu di atur orang lain.
Kadang, banyak orang  ingin bekerja secara lepas dengan visi mereka masing-masing, tapi apa daya jika visi itu berlawanan dengan "bos". Maka dari itu tidak jarang banyak diantara pekerja terikat memilih untuk memutuskan kontrak kerja dan membuka usaha sendiri.
Seperti itu pula dengan hutang nampaknya sangat manis di awal. Tapi ketahuilah hutang sungguh menyakitkan di ujung bulan atau di awal bulan. Dan itu selama bertahun-tahun. Jika mulai berhutang, rasanya beban hidup makin banyak, dan dunia seakan bukan milik kita lagi. Jadi, berpikirlah dengan matang sebelum berhutang.
Berikut beberapa sebab hutang dapat membuat kita di atur dunia:
Tertekan di akhir atau awal bulan
Mau tidak mau, seseorang yang telah berhutang akan menghadapi tekanan yang berat. Terang saja, jalannya dunia tidak selalu seperti yang kita rencanakan. Terlebih lagi jika kita sedang butuh banyak sekali pengeluaran, dan saat itu pula penagih "hutang" datang kepada kita. satu dua kali mungkin masih bisa kita atasi dengan meminta perpanjangan waktu tagihan atau dengan mencicilnya.
Jujur saja, jika sudah mulai menunda bayar hutang, beban seseorang makin berat di hari berikutnya. Belum lagi jika ada bunga dan denda yang membuat kepala ini makin sakit memikirnya. Lagi-lagi, berpikirlah dua kali untuk berhutang.
Harus Memotong Anggaran Belanja Rumah Tangga
Ini agaknya menyakitkan. Terang saja, makin hari pengeluaran makin bertambah. Harga bahan pokok kadang naik sampai berkali-kali lipat. Belum lagi jika kita punya anak, dan anak itu mulai sekolah. Tentu keperluannya akan bertambah seiring semester dan naik kelas. Belum lagi ada hal-hal tak terduga seperti sakit, pecah ban, atau hal lainnya. Dan di saat itu kita berhutang pula!
Rasanya kita semakin dimakan oleh dunia. Jika sudah seperti itu, sabar harus dijadikan penopang utama kita dalam hidup. Semua harus dipikirkan dengan hati yang dingin serta pikiran yang  tenang. Solusinya adalah memotong dikit demi sedikit anggaran rumah tangga yang termasuk dalam kategori Sekunder dan Tersier. Misalnya, jika selama ini sering Shopping dengan keluarga dua kali dalam seminggu, maka di kurangi menjadi sekali dalam seminggu. Mau tidak mau, dari pada kita harus menunggak hutang dan makin menekan diri kita!