tradisi'. Tradisi berasal dari kata Bahasa latin 'tradere' yang berarti meneruskan. Dalam konteks masyarakat, tradisi sering dikenal dengan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dan diwariskan turun-temurun dalam suatu daerah tertentu.Â
Mungkin kita semua pernah mendengar apa yang disebut dengan 'Pengertian tradisi dalam suatu kebudayaan pun sebenarnya sangatlah luas. Terdapat berbagai tanggapan orang mengenai tradisi.Â
Ada sebagian orang yang menganggap tradisi sebagai hal yang memperkaya pedoman atau falsafah hidup mereka. Ada pula yang menanggapi tradisi sebagai suatu beban yang mengikat dan kuno. Dalam zaman ini, makna tradisi sering kali dipersempit menjadi sebatas hal yang dapat dipertontonkan untuk banyak orang.Â
Khususnya dalam menarik wisatawan dan turis agar menjadi sumber mata pencaharian. Padahal tradisi memiliki makna yang lebih dalam dibandingkan arti yang sempit tersebut. Tradisi dalam suatu kebudayaan sebenarnya dapat bermakna menunjukkan suatu identitas daerah atau suku.Â
Dimana zaman sekarang yang semakin berkembang memberikan tantangan arus yang berpotensi menghilangkan identitas asli seseorang ataupun suatu bangsa. Gereja katolik pun, punya apa yang disebut dengan tradisi. Namun, tradisi yang ada dalam Gereja katolik berbeda dengan tradisi yang berlaku dalam daerah kita masing-masing. Tradisi dalam Gereja katolik disebut dengan Tradisi suci. Apa itu Tradisi suci dalam Gereja Katolik?
Tradisi suci dalam Gereja katolik menjadi salah satu sumber iman Gereja katolik. Tradisi dalam Gereja katolik bersanding dengan kedua pilar lainnya yakni, Kitab suci dan Magisterium Gereja sebagai pilar-pilar yang menjadi sumber iman Gereja katolik.Â
Sayangnya, seringkali orang-orang lebih cenderung menjadi pasif bahkan menjadi seorang penonton ketika terlibat dalam tradisi suci. Misalnya, banyak orang yang hanya diam dalam misa ataupun lebih sering merekam dan mengambil gambar dalam misa atau perayaan ekaristi.Â
Sehingga kesadaran akan pentingnya makna mendalam dari tradisi suci sangatlah penting dan kesadaran tersebut dapat dibangun dengan menambah wawasan mengenai tradisi suci yang ada dalam Gereja katolik. Bagi Gereja katolik, Tradisi merupakan harta pusaka iman yang diwariskan, dipelihara dan dikembangkan dalam perjalanan sejarah Gereja. Tradisi dalam Gereja katolik pun mempunyai tiga peran utama yakni:
1. Peran konstitutif, berarti tradisi dalam Gereja katolik berperan sebagai dasar atas apa yang diimani oleh Gereja katolik.
2. Peran konservatif, berarti tradisi yang berperan sebagai pemelihara iman dari umat Allah dalam menghidupi apa yang diimani dalam hidup sehari-hari.
3. Peran inovatif, berarti tradisi yang berperan sebagai pengembang iman Gereja dengan semakin mengungkapkan iman yang dihidupi dan sesuai dengan konteks zaman tanpa kehilangan makna utama dari apa yang diimani tersebut.
Selain ketiga peran utama, Tradisi dalam Gereja katolik dibentuk dalam dua elemen yakni:
1. Regula Fidei/Depositum Fidei (Ajaran Iman), Contohnya yakni, ajaran para Paus, ajaran konsili-konsili, dogma-dogma Gereja.
2. Institutio Christiana, yang terbagi atas dua hal yakni the way of worship atau cara beribadah, seperti misalnya ketujuh sakramen dalam Gereja katolik dan the way of life atau cara hidup, seperti misalnya menjalankan nasihat-nasihat Injil.
Dengan semakin mengetahui apa itu tradisi, peran dari tradisi dan elemen-elemen yang membentuk tradisi suci diharapkan supaya pentingnya sadar akan makna mendalam dari Tradisi suci dalam Gereja katolik pun menjadi berkembang agar sebuah tradisi bukan hanya menjadi tontonan saja melainkan menjadi apa yang benar-benar dipercayai dan dihidupi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga terjadi suatu keberlangsungan untuk menjaga dan mewariskan tradisi suci dalam Gereja katolik.
Gracias!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H