Dari ujung puncak gunung
dimana bendera dan beragam makna lahir disana
Sampai dalamnya warna-warna karang
dan degradasi biru muda menjadi gelap yang jauh
Mereka pencari indah mendatanginya
.
Oh, sayang semua berakhir sampah
tanpa rasa dan tangung jawab
kecuali file foto dan tulisan kebanggaan di sosial media mereka
.
Oh, semua berakhir sampah
lupa mereka kalau bungkus mie instan, botol plastik, dan bungkus sampah
masih akan disana walau mereka sudah tiada
mereka terlalu sibuk dengan kamera aksinya
.
Oh, mereka memang sampah
karena sampahlah yang selalu membuah sampah
para pembuang sambah sembarangan
yang sedang mencari kata kekaguman, amazing, keren, dan sebagainya
.
Seorang disana memberikan jari tengah
untuk perusak surga-surga yang dipinjamkan itu
Jari tengah
untuk para empunya tangan yang mudahnya membuang sampah sembarangan
dimana saja
.
Puisi ini terinspirasi dari seorang teman yang mencintai Alam dalam konsistensi tinggi. Dibuat setelah melihat postingan ini
Â
Prince George, BC (Apresiasi untuk para pencinta alam yang membawa kembali sampah mereka setelah menikmati indahnya surga yang dipinjamkan) 13/04/2016
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI