palang perlintasan kereta
jatuh menghentak
menghentikan nasib manusia-manusia yang tersurat di dalamnya
mungkin saja ia hilang antara dekap pinggul anak dan ibunya
atau deret motor pergi sekolah yang pergi untuk keabadian
atau juga tak terlihat oleh mata-mata beroda
nasib-nasib berhenti, dan mulut-mulut tak lagi bisa bersiar
.
palang perlintasan kereta
menghentikan banyak wahana
tapi tak mampu menghentikan derasnya ingin para angkuh di sana
banyak kata terlompat menyebrangi rel-rel itu
mencaci dan menghina seenaknya
mungkin nasib mereka beruntung dalam kursi yang tak harus panas
atau antri menunggu ia terjungkit ke atas
mereka mungkin ada di atas kereta itu, atau terbang dalam burung besi melintas awan
.
palang perlintasan kereta
harusnya bisa menghentikan kata-kata kotor dan sok dari mereka
tapi sayang mereka terlalu tinggi dan terlalu terhormat untuk dicaci
angin yang menampar setelah kereta lewat berbisik pada palang
harusnya lidah angkuh mereka terpotong di rel itu
badan angkuh mereka harusnya terkoyak oleh kereta itu
dan kepala mereka harusnya terseret hancur di ujung rel sana
dan kau palang perlintasan tak harus terjungkit untuk menghentikan nasib kematian orang-orang angkuh itu
karena banyak yang berharap dia segera mati
dan tak pernah hadir lagi di dunia ini
.
angin itu segera pergi, dan kemudian semua kembali bergerak
lalu akupun melintas
sebagai orang yang masih terhinakan
Â
Surakarta (29-12-2015) Pilihlah anggota dewan yang terhormat (untuk disampahkan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H