Mohon tunggu...
Tegina pebiana
Tegina pebiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa uin mataram

saya seorang pelajar yang hobi menulis, menggambar dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Toxic Itu?

17 Oktober 2022   18:45 Diperbarui: 17 Oktober 2022   18:48 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Toxic adalah istilah yang di ambil dari bahasa Inggris. Toxic artinya dalam bahasa Indonesia yaitu beracun atau racun. Penggunaan kata toxic ini identik dengan suatu zat yang beracun atau obat yang mengandung racun. Namun, toxic artinya berbeda dalam penggunaannya dalam bahasa gaul.

Dilansir dari kamus online Merriam Webster, toxic merupakan kata dalam Bahasa Inggris yang berarti racun Selain itu, toxic juga memiliki makna mengandung atau menjadi bahan beracun yang mematikan, sangat berbahaya, sangat menyakitkan (Lainufal, 2022).

Sedangkan menurut kamus online Thesaurus, sinonim dari kata toxic adalah berbisa, mematikan, berbahaya. Lebih lanjut, maknanya dalam bahasa gaul di Indonesia tidak jauh berbeda dengan maknanya dalam Bahasa Inggris. Dalam bahasa gaul, toxic merujuk pada sifat atau perbuatan yang mengganggu atau merugikan orang lain. Memiliki makna yang negatif, kata toxic ini biasanya di sematkan pada seseorang dan sebuah hubungan.

Entah mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa maupun orang tua. Meski yang paling mendominasi adalah remaja. Tentu hal yang mempengaruhinya adalah lingkungan. Apalagi dengan semakin berkembangnya zaman, semakin banyak orang-orang yang menggunakan bahasa toxic, bahkan ada yang hanya menggunakannya tanpa tau apa yang ia sebutkan. Mirisnya Indonesia, bahasa yang baik dan benar saja semakin hari semakin tertelan zaman.

Kata toxic mengandung arti sesuatu yang diucapkan atau yang disampaikan itu merupakan suatu yang kasar. maksudnya, ketika kita mengatakan bahwa si A adalah orang yang toxic, makaitu artinya si A ini sering berucap atau berkata yang kasar dan sering menggunakan kata makian.

Bila kita menggunakan kata-kata toxic baiknya berhati-hati atau lebih baik lagi bila kita tidak menggunakannya karena hal itu bisa membuat hati terluka dan bisa saja sebuah hubungan hancur karenanya.

Berbagai macam kasus terjadi di masyarakat hanya di karenakan mulut yang tidak bisa di jaga saat berucap.

Toxic tidak hanya berupa ucapan tapi toxic ada yang berupa isyarat, ada pula sebutan toxic relationship yaitu hubungan yang tidak saling medukung satu sama lain. Kemudian ada juga Toxic famliy ialah sikap atau ucapan yang beracun dalam artian lain yang menyakiti perasaan keluarga.

Apa pun itu, bila di depannya ada kata Toxic maka itu sudah mewakili kata-kata yang buruk atau tidak baik.

Selain itu, istilah toxic ini juga kerap di temui di beberapa pltfrom game online. Pasti kalian kalian pernah mendengar atau melihat stramer game yang kerap berkata kasar dan jorok selama streaming game, itulah yang di namakan toxic gamer.

Sesuatu seperti ini tidaklah baik untuk ditiru atau di ikuti, sayangnya anak-anak jaman sekarang malah menganggap kata atau kalimat toxic hanya sebatas ucapan biasa yang tidak mengandung apa pun. Padahal jika kita memahami arti dari kata toxic itu sungguh tidak baik di ucapi oleh lidah.

Sebenarnya kata atau istilah toxic sendiri mempunyai beragam makna, tergantung dari konteks kalimat dan juga kondisi seperti apa yang sedang terjadi. Namun secara umum penggunakan kata toxic yang sering kita jumpai di sosial media memiliki makna yang kurang lebih seperti yang sudah di jelaskan di atas.

Dampak negatif bahasa toxic:

a.) Tenggelamnya bahasa Indonesia dikarenakan adanya bahasa toxic

b.) Bahasa Indonesia akan semakin menurun

c.)Bahasa daerah pun bisa juga hilang dikarenakan bahasa toxic

d.) Remaja akan semakin kesulitan memahami dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Meski begitu, ternyata bahasa toxic juga memiliki dampak positif loh, sebagai berikut:

a.) Para remaja dapat lebih kreatif dalam menyampaikan pendapat yang akan disampaikan.

b.) Dapat menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi antar sesama remaja agar lebih leluasa dan merasa lebih nyaman.

c.) Bisa menciptakan percakapan yang sejalan.

Meski begitu, lebih baik kita menghindari penggunaan bahasa toxic ini. Sebagaimana yang dari awal dijelaskan bahwasannya toxic itu adalah kata dalam Bahasa Inggris yang berarti racun. Bukankah dengan satu paragraf itu sudah sangat jelas jika bahasa toxic itu tidaklah baik.

Kemudian ada pula jenis-jenis toxic people yang kerap kali membuat kita merasa tidak percaya diri, kurang berharga, dan membuat kita mempertanyakan segala bentuk keputusan yang sudah dibuat dalam hidup kita (khoerunnisa, 2022).

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya berada dalam lingkungan pertemanan atau bahkan ikatan asmara yang toxic, pelan-pelan memberikan dampak negatif pada dirinya dan membuat sesorang lelah karena tenaga dan emosinya selalu terkuras (khoerunnisa, 2022).

Bukan hanya satu tipe, ternyata ada 6 tipe toxic people, apa saja? yuk simak penjelasannya (khoerunnisa, 2022).

1. The controller

Tipe toxic people yang pertama adalah the controller. Orang yang masuk kedalam golongan toxic ini akan selalu berusaha untuk mengontrol ataupun mengatur orang-orang yang berada di sekitarnya. Orang yang masuk ke dalam tipe ini selalu memiliki pemikiran bahwa semua orang tidak dapat melakukan suatu pekerjaan dengan baik.

2. The narcissist

The narcissist ini adalah sebutan bagi orang yang hanya memperdulikan tentang dirinya. Biasanya orang-orang yang termasuk ke dalam tipe ini memiliki rasa empati yang cukup rendah, dia selalu merasa bahwa dirinya lebih baik daripada orang lain.

3. The energy vampire

Tipe yang ketiga adalah the energy vampire. Orang-orang yang masuk ke dalam tipe ini memiliki ciri-ciri senang mengkritik atau bahkan melakukan bullying pada orang lain, kerap kali membuat masalah, dan menyerap energi positif dari orang-orang yang ada di sekitarnya.

4. The drama magnet

Sebutan ini dikhususkan untuk orang-orang yang gemar membesar-besarkan hal-hal atau masalah kecil yang terjadi. Selain itu, ia senang membicarakan orang lain lain atau bergosip, dan selalu mendramatisir sebuah permasalahan.

5. The green eyed

The green eyed adalah sebutan bagi orang-orang yang senang menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi, playing victim, dan selalu merasa kesal atau tidak suka ketika orang lain mendapatkan kebahagiaan.

6. The compulsive liar

Tipe toxic people yang terakhir adalah the compulsive liar. Orang-orang yang termasuk ke dalam tipe ini memiliki ciri-ciri diantaranya senang berbohong. Selain itu, dia juga seringkali memanipulasi kebaikan orang lain, dan selalu berusaha membuat orang lain merasa bersalah dalam suatu keadaan.

Itulah enam tipe toxic people yang sangat mungkin berada dalam lingkungan kita. Beri jarak pada diri kita untuk menghindari orang-orang yang masuk ke dalam tipe-tipe di atas, agar kita bisa tetap menjalani kehidupan sehari-hari dengan positif.

Ada banyak jenis manusia di dunia ini yang memiliki berbagai macam sifat dan karakter namun yang paling mencolok saat ini ialah orang-orang yang toxic, yang tidak bisa menjaga mulutnya.

kerap terjadi sebuah kericuhan besar hanya karena lidah yang tidak bisa di jaga saat berucap. Lidah memang lah tidak bertulang tapi ia begitu licin dan juga tajam, mampu mengoyak hati banyak orang.

Jadi, berhati-hatilah saat berucap kapada orang-orang.

Untuk menghindari konflik atau perpisahan dalam sebuah hubungan, sebaiknya Anda menghindari 8 kata-kata toxic berikut ini seperti dilansir dari Yourtango (dinisari, 2022) :

1.“Jika kamu merasa seperti itu, mungkin kita harus berpisah.”

Kata-kata seperti ini sering digunakan dalam panasnya pertengkaran, dan orang yang mengatakannya biasanya tidak benar-benar ingin bercerai. Lebih sering, mereka mencoba untuk mengekspresikan frustrasi atas ketidakmampuan mereka untuk menyelesaikan konflik tertentu. Tetapi memiliki konflik yang belum terselesaikan (atau dua atau tiga) tidak membuat Anda tidak cocok. Pernikahan terdiri dari dua individu yang masing-masing membawa nilai, ide, dan cara mereka sendiri dalam melakukan sesuatu. Banyak konflik yang melibatkan perbedaan ini tidak akan pernah terselesaikan. Kompromi atau setuju untuk tidak setuju mungkin satu-satunya resolusi yang dapat Anda capai pada beberapa masalah ini. Daripada merasa bahwa perbedaan dan konflik yang ditimbulkannya membuat Anda tidak cocok, cobalah untuk memahami dari mana pasangan Anda berasal dan mengapa mereka merasakan hal itu.

2. "Aku membencimu."

Kata-kata ini bisa membuat seseorang benar-benar hancur. Dia bisa sangat terluka dan marah karena dia bisa membiarkan kata-kata itu terlepas, bahkan dalam kemarahan. Hal ini bisa dimaafkan jika begitu dia meminta maaf dan menebus kesalahannya, atau justru mengendap lama dalam hati pasangan Anda.

3. "Bodoh.”

Mengumpat bodoh pada pasangan adalah sebuah penghinaan yang akan menyakiti hatinya dan diingat sepanjang umurnya. Meskipun Anda melontarkannya pada saat memuncak amarah, tapi itu telah menggores perasaan dan harga dirinya.

4. “Tentu saja Kamu akan berpikir seperti itu!”

Terkadang perbedaan cara berpikir kita memang menyebabkan konflik. Di lain waktu, ada masalah yang sudah lama berlarut-larut dan akhirnya selesai. Atau salah satu dari kami mengalami hari yang sulit yang tidak ada hubungannya satu sama lain, tetapi kami saling melampiaskannya. Empati memungkinkan kita untuk melihat ledakan emosional masa lalu dan bekerja sebagai tim untuk menyelesaikan masalah atau menawarkan jaminan.

5. “Saya tidak ingin membicarakannya.”

Terkadang kita perlu istirahat dari pertengkaran untuk menenangkan diri. Tetapi ketika kita sepenuhnya menolak untuk membahas suatu masalah dalam pernikahan kita, itu menyebabkan kebencian dan kepahitan. Perasaan dan pikiran buruk bisa mendidih di dalam untuk waktu yang lama. Semakin lama kita membiarkan pikiran-pikiran ini berlanjut, semakin mereka tenggelam dalam persepsi bawah sadar kita satu sama lain. Ini memengaruhi semua interaksi kita di masa depan. Sebaliknya, cara yang lebih baik untuk mendekatinya adalah ini: "Saya belum siap untuk membicarakan hal ini sekarang. Biarkan saya meluangkan waktu untuk menenangkan diri dan memikirkannya, lalu kita akan bicara."

6. “Kamu seperti ibu/ayahmu.”

Jangan pernah katakan ini pada pasangan Anda, karena ini bukan hanya menyakiti hatinya, tapi juga merendahkan orang tuanya.

7. "Jangan ikut campur!"

Mengatakan padanya untuk berhenti mengomel atau tidak ikut campur adalah fatal. Jika Anda salah dan pasangan Anda marah, maka sebaiknya meminta maaf dan mencoba mengubah perilaku. Mintalah dia untuk terus mengingatkan Anda karena mengubah kebiasaan seumur hidup tidak mudah.

8. “Tenang saja!”

Ketika pasangan Anda marah, menyuruhnya untuk bersantai kurang membantu. Jika dia bisa, dia pasti sudah melakukannya. Dia menghargainya ketika memberi tahu tentang apa yang mengganggunya, dan meyakinkannya sebaik mungkin. Mengetahui bahwa Anda mendukung dan berempati dengannya adalah cara yang jauh lebih baik untuk membantunya rileks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun