Adalah kehendak
Kapan air dimuntahkan
Batas yang terlampaui
Rahasia Jalan pulang
wahai samudra apatah lagi
Kembali
Menghempas semua jalinan
Bukan hannya kehilangan
Gulungan ombak porak porandakan
Rasa, jiwa, air mata
Senyuman hilang
Kacaukan jarum jam yang berputaran
Terhenti seketika hati terplintir
Tatapan kosong dari mata kehilangan
Menggigil tubuh jalani takdir
Ketika angka dalam almanak berguguran
Banyak menenggelamkan keangkuhan
dan kedunguan
Barulah pantainya menyebrangkanÂ
kesadaran panjang
Aku memunguti sisa pasir nestapa
Saat buih yang menjilat nyanwa
Beriringan takziahÂ
Wahai.... Allah ampunilah
Maafkanlah
Rahmatilah
Semua berpulang padaMu jua
Kelukaan, kelam dan muram kusandarkan
Hanya padaMu penggenggam kehedak
Hapuskan air mata
Yang tertumpah dengan kasihMu
Cimahi, 24 Desember 2018
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H